Yayu, malam telah beranjak setengah jalan. Kini aku menulis semua ini. Di sini, di kantor ini.
Maafin willy Yu… banyak uang yayu yang willy pakai. Tapi bukan untuk hal yang tak beralasan. Semuanya willy pakai biaya kuliah. Kuliah willy ternyata mahal yu. Ya mungkin karena swasta maka mahal. Hal ini willy baru sadar setelah willy bandingkan dengan perguruan tinggi negeri (UIN malang). Tapi memang di willy bisa dicicil sedangkan di UIN tidak bisa. Ini kelebihannya.
Namun sayangnya kuliah willy sekarang terancam, Yu. Ibu, walau tidak mengatakannya terus terang tapi willy dah bisa membaca, beliau menginginkan willy pulang Yu. Beliau membutuhkan tenaga sekaligus teman. Willy lah satu-satunya. Jadi kemungkinan besar willy berhenti kuliah dan pulang ke rumah hanya untuk ngabdi pada ibu.
Tapi apakah willy sanggup? Itu masalahnya Yu. Banyak sekali yang jadi willy pikirkan.
Pertama, willy di sini ikut orang (kyai). Dan kemarin willy dipercaya untuk mengikuti pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (POSKSTREN) guna memegang klinik pesantren menemani teman willy. POSKESTREN itu sekarang dah jadi walau belum dioperasikan.
Dah lengkap sama meubelernya juga sekalian. Terus apakah pantas willy minta izin pulang setelah willy dikirim ikut poskestren sebagai pembekalan pengurus poskestren?
Yang kedua, kuliah willy baru semester 3, Yu. Padahal untuk dapat S1 willy harus sampai semester 8. jadi kurang lima lagi. 2,5 tahun lagi. Seandainya willy pulang berarti willy harus berhenti kuliah. Willy sebenarnya berat tapi demi ibu. Willy dah ikhlas. Kalau Allah menghendaki insya Allah willy bisa kuliah lagi. Toh walau memang sulit.
Yang ketiga, tajul, mang hakam, bibi ayeng dan keluarga lainnya meyayangkan willy seandainya willy kuliah tidak sampai selesai. Mereka bilang,”eman will. Kan tinggal separuh jalan lagi. Udahlah terusin aja kuliahnya”. Mang hakam juga bilang “kalau willy dirumah mau ngapain? Apalagi sekarang kita membutuhkan gelar. Lanjutin aja kuliahnya. Mamang yang Teh Rut bisa hidup tanpa willy. Bisa makan walau willy kuliah.
Adapun masalah sawah, bisa dilanjakan untuk makan Teteh” gitu kata mang Hakam. “Tapi itu terserah willy” lanjut mang hakam.
Keempat, Iyah minta mondok Yu, rencananya mau willy pondokkan di Al-Mu’minin Lohbener Indramayu. Karena itu willy yang harus membiayai. Kalau bukan willy siapa lagi. Tapi apa mungkin willy bisa? Itu yang willy pikirkan. Walau ragu tapi willy percaya Allah akan membantu. Willy harus kerja. Tapi apa bisa mendapatkan pekerjaan mudah yang hasilnya lumayan selain di pondok ini.
(Supaya Yayu tahu, gaji willy di sini sebenarnya sudah lumayan. Makanya willy sudah mengambil motor kredit untuk transportasi kuliah selama ini)
Kelima, pada tahun pertama willy kuliah, salah satu pengurus SMP pondok meminta willy untuk mengajar di SMP atau SMAnya. Tapi willy jawab, untuk sementara willy belum sanggup karena kuliahnya masih tiap hari, insya Allah setelah willy semester 6 keaatas willy sanggup. Karena kuliahnya sudah nggak tiap hari. Jadi kemungkinan willy bisa dapat masukan lagi (uang) kalau willy ikut ngajar di SMP atau SMA sekarang. Biar willy ngambil kuliahnya tidak full asal dapat uang untuk biaya iyah mondok.
Keenam, kemarin menantu kyai menggagas majalah pondok. Dan kebetulan willy dipercaya sebagai salah satu pengurus majalah itu. Insya Allah majalah ini akan terbit 3 bulan sekali. Apa willy harus keluar dari pondok setelah willy dipercaya jadi redaksi majalah ini Yu? Gimana menurut yayu.
Willy jadi bingung Yu… gimana ini? Menurut yayu gimana? Willy pulang membantu ibu di rumah atau willy meneruskan kuliah willy? Beri willy masukan Yu…
Dan rencananya untuk semester 4 ini willy mau cuti kuliah dulu. Biar uang yang willy dapatkan willy tabung untuk biaya pertama kali iyah masuk pondok Yu... moga saja bisa dan diridloi Allah swt. Amien ya robbal ’alamien…
Willy mohon doa dari semuanya…
Maafin willy Yu… banyak uang yayu yang willy pakai. Tapi bukan untuk hal yang tak beralasan. Semuanya willy pakai biaya kuliah. Kuliah willy ternyata mahal yu. Ya mungkin karena swasta maka mahal. Hal ini willy baru sadar setelah willy bandingkan dengan perguruan tinggi negeri (UIN malang). Tapi memang di willy bisa dicicil sedangkan di UIN tidak bisa. Ini kelebihannya.
Namun sayangnya kuliah willy sekarang terancam, Yu. Ibu, walau tidak mengatakannya terus terang tapi willy dah bisa membaca, beliau menginginkan willy pulang Yu. Beliau membutuhkan tenaga sekaligus teman. Willy lah satu-satunya. Jadi kemungkinan besar willy berhenti kuliah dan pulang ke rumah hanya untuk ngabdi pada ibu.
Tapi apakah willy sanggup? Itu masalahnya Yu. Banyak sekali yang jadi willy pikirkan.
Pertama, willy di sini ikut orang (kyai). Dan kemarin willy dipercaya untuk mengikuti pelatihan Pos Kesehatan Pesantren (POSKSTREN) guna memegang klinik pesantren menemani teman willy. POSKESTREN itu sekarang dah jadi walau belum dioperasikan.
Dah lengkap sama meubelernya juga sekalian. Terus apakah pantas willy minta izin pulang setelah willy dikirim ikut poskestren sebagai pembekalan pengurus poskestren?
Yang kedua, kuliah willy baru semester 3, Yu. Padahal untuk dapat S1 willy harus sampai semester 8. jadi kurang lima lagi. 2,5 tahun lagi. Seandainya willy pulang berarti willy harus berhenti kuliah. Willy sebenarnya berat tapi demi ibu. Willy dah ikhlas. Kalau Allah menghendaki insya Allah willy bisa kuliah lagi. Toh walau memang sulit.
Yang ketiga, tajul, mang hakam, bibi ayeng dan keluarga lainnya meyayangkan willy seandainya willy kuliah tidak sampai selesai. Mereka bilang,”eman will. Kan tinggal separuh jalan lagi. Udahlah terusin aja kuliahnya”. Mang hakam juga bilang “kalau willy dirumah mau ngapain? Apalagi sekarang kita membutuhkan gelar. Lanjutin aja kuliahnya. Mamang yang Teh Rut bisa hidup tanpa willy. Bisa makan walau willy kuliah.
Adapun masalah sawah, bisa dilanjakan untuk makan Teteh” gitu kata mang Hakam. “Tapi itu terserah willy” lanjut mang hakam.
Keempat, Iyah minta mondok Yu, rencananya mau willy pondokkan di Al-Mu’minin Lohbener Indramayu. Karena itu willy yang harus membiayai. Kalau bukan willy siapa lagi. Tapi apa mungkin willy bisa? Itu yang willy pikirkan. Walau ragu tapi willy percaya Allah akan membantu. Willy harus kerja. Tapi apa bisa mendapatkan pekerjaan mudah yang hasilnya lumayan selain di pondok ini.
(Supaya Yayu tahu, gaji willy di sini sebenarnya sudah lumayan. Makanya willy sudah mengambil motor kredit untuk transportasi kuliah selama ini)
Kelima, pada tahun pertama willy kuliah, salah satu pengurus SMP pondok meminta willy untuk mengajar di SMP atau SMAnya. Tapi willy jawab, untuk sementara willy belum sanggup karena kuliahnya masih tiap hari, insya Allah setelah willy semester 6 keaatas willy sanggup. Karena kuliahnya sudah nggak tiap hari. Jadi kemungkinan willy bisa dapat masukan lagi (uang) kalau willy ikut ngajar di SMP atau SMA sekarang. Biar willy ngambil kuliahnya tidak full asal dapat uang untuk biaya iyah mondok.
Keenam, kemarin menantu kyai menggagas majalah pondok. Dan kebetulan willy dipercaya sebagai salah satu pengurus majalah itu. Insya Allah majalah ini akan terbit 3 bulan sekali. Apa willy harus keluar dari pondok setelah willy dipercaya jadi redaksi majalah ini Yu? Gimana menurut yayu.
Willy jadi bingung Yu… gimana ini? Menurut yayu gimana? Willy pulang membantu ibu di rumah atau willy meneruskan kuliah willy? Beri willy masukan Yu…
Dan rencananya untuk semester 4 ini willy mau cuti kuliah dulu. Biar uang yang willy dapatkan willy tabung untuk biaya pertama kali iyah masuk pondok Yu... moga saja bisa dan diridloi Allah swt. Amien ya robbal ’alamien…
Willy mohon doa dari semuanya…