akupun dibangunin sama pengurus. dah kewajiban, jadi aku harus bangun.
siang menjelang dhuhur aku kedatangan tamu. MUNIR, temanku. tapi kali ini tampilannya beda banget. aku aja kaget. ah... dasar mahasiswa aktifis, batinku. kulitnya kelihatan lebih hitam dari yang kemarin aku lihat. ditambah dengan rambutnya yang panjang kriwil. bikin aku enggan untuk melihatnya. ( he he he...)
aku lebih kaget lagi saat ada kyai masuk ke kantor, ia--misbah--salim kepada kyai. emang hal yang wajar sih.... tapi di sini, dengan berpakaian seperti itu (jean belel, rambut panjang tanpa kopiah, berkaos lagi) terlalu malas aku melihatnya. takut ada omongan apa-apa.
benar saja apa yang aku takutnya. tapi bukan seperti itu tepatnya. ini terjadi setelah kita pulang dari buka bersama di gondang legi. malamnya setelah kami sampai di pondok salah satu pengurus mendatangi kamar kami dan bilang blak-blakan. meminta munir untuk segera meninggalkan pondok. karena tidak etis berpenampilan kayak anak berandal di dalam pondok. apa lagi dilihat anak-anak yang pernah ia ajar dulunya.
huh... untung ada pak mahis. pondok ini bangga pada orang-orang seperti beliau. makasih pak. bapak nggak sungkan-sungkan untuk menegur hal-hal yang salah.
Bravo... moga sukses selalu.
0 comments:
Post a Comment