Monday, December 29, 2008

Monday, December 29, 2008 | 0 comments
http://kolom-tutorial.blogspot.com/




read more
1 comments
Umi... sayang. umi tahu nggak apa yang abi rasakan? yeach... abi ini ada ada saja ya mana mungkin umi tahu kalau belum dikasih tahu.

nah kalau umi mau tahu lanjutin bacanya yach...

Umi... abi sangat sayang umi... abi cinta banget ma umi. abi ingin menjadi pasangan setia umi. sepanjang hidup umi. i love you umiku sayang... abi sangat mencintaimu mi...

umi, abi kemarin ngobrol sama pak amir. beliau tanya tentang kuliah abi. ya abi jawab apa adanya. termasuk juga kuliyah abi yang cuma tiga hari (karena cuma bisa ngambil 12 sks yang seharusnya 24 sks)

pak amir bilang "lho... ya eman waktunya. kan harus ngambil 12 sks lagi di tahun depan padahal sebenarnya bisa dirampungkan semeseter ini? belum lagi biayanya? bayar spp-nya kan sama toh? belum lagi waktu yang kita punyai sebenarnya bisa digunakan untuk hal yang lebih penting lainnya? masa cuma kuliyah tok? nambah lama lagi kuliyahnya.

nah karena hal itu, abi kepikiran bagaimana kalau abi pindah ke program ekstensi saja? kemarin waktu cari informasi, abi dapat informasi katanya di kanjuruhan nggak boleh pindah ke ekstensi kalau sudah di reguler. jadi abi berpikir bagaimana kalau pindah ke kampus lain? BU misalnya. gitvu sayang kenapa kemarin abi tanya tentang ekstensi di kampus umi.

kan kalau bisa kuliah dengan waktu yang singkat kita bisa cepat nikah. he he he he... abi sayang umi....

i love you mi...


read more

Sunday, December 14, 2008

Sunday, December 14, 2008 | 0 comments
LESSON PLAN

Topic : causes of hearing lose
New ESP Vocabulary : 10-20
Grammar Imperative : simple present
Health Information : Deafness is one of the sicknesses that caused by several reason as accident, medicine or drugs, illness and genetic syndromes
Material and Resource : reading text
Learning Activities : reading comprehensive
Evaluative Activities : answering question
Time Allotment : 90 minutes
- Pre reading : 15 minutes
- While reading : 45 minutes
- Post reading : 30 minutes

TEACHING READING

1. Pre reading activities
• Getting ready with the text to be read
• Providing background of the knowledge, by using new ESP vocabulary.
• Predicting possible information found in the text, by asking the students some question related to the material that will be teaches as a brain storming.


2. while reading activities:
• reading the text once or twice silently
• Discussing lexical / structural difficulties.
Discussing the main idea of each paragraph
Discussing the content of each paragraph
• Identifying the conclusion of the text

3. post reading activities:
• reviewing the text content
• answering comprehension question / feed back


READING TEXT

HEARING LOSS
Adapted from Felicia Mode Alexander and Jack R. Gannon, Deaf Heritage: A Student Text and Workbook (1984): National Association of the Deaf, p. 62-63.


People can lose their hearing at any age - before they are born, as infants, during childhood, or as adult. Each age of onset has a different name and the deafness may have different origins.

Prenatal deafness means that a baby is born deaf. There are several reasons why this can happen. If parents are deaf, they may have a deaf baby. There are genes related to deafness that hearing parents can also pass on to their child. Genes control the way we look and all of our characteristics. If the baby gets the right genes from hearing parents, it will be born deaf. Other prenatal causes of deafness can include: accidents; medicine or drugs that the mother takes; illnesses; and genetic syndromes.
Genetic syndromes are a group of characteristics that a child inherits from its parents. There are two very common types of genetic syndromes related to deafness. One is Warrensburg’s Syndrome. Its characteristics are very dangerous. The person may have pigment disorders: a streak of white hair; two different color eyes; or streaks of white in a man's picture. Most residential schools have children with these characteristics. It is possible to have the physical traits of Warrensburg’s Syndrome but not be deaf.

Usher's Syndrome is also fairly common. Children with Usher's Syndrome are born with a hearing loss and later lose their vision. The first symptoms of this genetic syndrome occur at night. A person with Usher's Syndrome will experience problems seeing well in the dark. Later, they will lose their peripheral vision and see only within a tunnel area in front of them. This is called "tunnel vision." Persons may eventually lose more and more of their vision and become blind or partially blind.

If you notice that a deaf person does not see you when you stand at his or her side, that person may have this syndrome. The best way to communicate with a person who has Usher's Syndrome is to stand directly in front and to sign clearly.





VOCABULARIES
1. infants
2. onset
3. Prenatal deafness
4. genetic syndromes
5. Warrensburg’s Syndrome
6. pigment disorders
7. residential
8. vision
9. symptoms
10. occur
11. peripheral
12. tunnel area
13. partially blind


Question
1. When people can lose their hearing?
2. Are each age have same onset name?
3. What does prenatal deafness mean?
4. Tell the prenatal causes of hearing!
5. How many kind of genetic syndromes?
6. Explain both of them!
7. Why a person with usher’s syndrome not seeing well in the dark?
8. Do you know a tunnel vision? Tell it!
9. Can you communicate with a person who usher’s syndrome?
10. give the best way to communicate with him?



read more

Tuesday, December 2, 2008

Tuesday, December 2, 2008 | 0 comments
Bulan Nopember telah lewat. banyak yang terlewat dengan berlalunya bulan kelahiranku itu. sungguh aku mandul melahirkan tulisan-tulisan yang ada dalam benakku. aku nggak berhasil mewujudkan keinginanku. sungguh lemahnya aku...

kegiatanku sungguh membuatku kewalahan. cuape dan cuape.
betapa tidak, pulang kuliah aku langsung mandi dan shalat ashar. trus mangajar madrasah trus menunggu maghrib yang 0.5 jam lagi datang. setelah itu ngaji sampe jam 7.15. shalat isya makan malam trus belajar (kalau nggak cuape) kalau cape aku rebahkan badan ini trus melayang ke alam mimpi yang tak pernah kunjung datang. bangun, biasanya jam 3 atau lebih banyakan jam 4.30 shalat shubuh trus ngajar ngaji lagi mpe jam 6.30. sarapab pagi trus persiapan kuliah dan berangkan jam 8. masuk jam 8.30.

yach.. beginilah nasib aku jalani. namun bagaimanapun aku sadar bahwa beginilah perjuangan hidupku. aku harus bisa bersabar dalam menjalaninya atau aku akan tumbang. aku harus terus berjuang bukan cuma bukan untuk diriku sendiri tapi juga untuk adikku dan keluargaku.

ya Allah kuatkanlah aku.
Mudahkanlah segala urusanku.
Jadikanlah aku di antara orang-orang yang sabar.
karena hanya Engkaulah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Karena hanya kepada Engkaulah aku bersandar.

read more

Sunday, November 30, 2008

Sunday, November 30, 2008 | 0 comments
november... seharusnya bulan ini banyak tulisan yang aku postingkan. tapi entah kenapa justru aku macet.
banyak sekali hal yang sebenarnya bisa aku tulis tapi entah kenapa aku nggak bisa.
banyak sekali kejadian yang bisa dimanfaatkan buat tulisan tapi entah kenapa aku malas
banyak sekali yang semestinya bisa kau sharingkan buat teman-teman, tapi entah kenapa aku nggak sempat terus untuk menulis dan memostingkannya.

maafkan aku ya sobat. aku nggak bisa menjadi sebaik yang kam pinta. aku hanya bisa menjalani hidup sebisaku.

dinda, sebenarnya tulisan buat kiki sudah kanda buat. tapi hilang. takl berbekas. kanda cari di searching tapi nggak ada. kanda coba mencarinya secara manual tapi nggak ketemu.
ya, apalah daya bila memang harus terjadi siapapun tak bisa menghentikannya. kita harus bis menerimanya

termasuk apa yang terjadi dengan keluarga kanda. kanda merasakan aneh pada diri kanda sendiri. kanda nggak pusing sebenarnya. bahkan kanda senang. aneh... masa bapak punya musibah kok aku tertawa. ?

bukan, bukan tertawa. justru sebenarya yang aku khawatirkan adalah ibuku. bukan bapakku. itulah sebabnya aku tertawa.
aneh..........

ibu.. maafkanlah willy yang belum busa menerimanya..
maafkanlah willy yang masih dia orang lain. maafkanlah semua kesalahan willy....

read more

Friday, November 14, 2008

Friday, November 14, 2008 | 0 comments
D’Masiv - Merindukanmu

[intro] C Cmaj7 F

C Cmaj7 F
saat aku tertawa di atas semua
C Cmaj7 F
saat aku menangisi kesedihanku

Am G F
aku ingin engkau selalu ada
Am G F G
aku ingin engkau aku kenang

F Em
selama aku masih bisa bernafas
Dm G
masih sanggup berjalan
C
ku kan slalu memujamu
F
meski ku tak tau lagi
Em A
engkau ada di mana
Dm G
dengarkan aku ku merindukanmu

C

C Cmaj7 F
saat aku mencoba merubah sgalanya
C Cmaj7 F
saat aku meratapi kekalahanku

[interlude] Am G F G

Am Dm
F G C
dengarkan aku ku merindukanmu

read more

Friday, October 24, 2008

Friday, October 24, 2008 | 0 comments


kok bisa ya terkadang orang melihat orang lain tuh lebih enak, lebih santai, lebih makmur dan lebih-lebih lainnya. aku nggak habis pikir kenapa kita selalu menganggap bahwa orang lain itu lebih enak dibanding kita. (rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput kita). padahalkan nggak semua.

kayaknya itu berawal dari sifat iri yang kita punyai. so, bagi sobat semua, manage ya iri kamu....

read more

Tuesday, October 21, 2008

Tuesday, October 21, 2008 | 0 comments
Enam April....
aku sms dia. aku pengen ketemu sama dia. aku ingin mengajaknya menemaniku menghadiri reuni ROSES. ehm... alhamdulillah, dia mau. aku seneng banget tahu. aku gembira. aku berjingkakan kalau memungkinkan tapi aku malu jadi nggak jadi loncat-loncatnya. he he he...

ketemu di gadang. uhuy....
asyik banget.

ketemu. cabut ke landungsari trus menuju ke villa di songgoriti. ehm... indahnya mengadakan perjalanan berdua dengan orang yang aku sukai dan cintai. ehm... dia tahu nggak yach saat itu?

habis dluhur kita sampai di villa tujuan. langsung chek in. saat chek ini itulah banyak teman-temanku bertanya, "Itu siapa Wil?"

"istriku" aku jawab pasti tak ada nada gurau. mereka percaya dan yang lebih menghebohkan mereka kaget. tak percaya. hampir semua temanku terus mencecarku sampai aku masuk ke kamar. mereka terus bertanya.

satu teman dekatku, Murtadlo, membawaku ke kamar dan bertanya langsung "Wil, kamu beneran tah dah nikah?" aku diam. tersenyum misterius...

read more

Monday, October 20, 2008

Monday, October 20, 2008 | 0 comments
empat maret 2007. pertama kali aku bertemu dengannya. di sebuah tempat yang tidak akan aku lupakan. L U N A L U N.

Cantik. Putih. Manis. itu kesan pertama yang aku dapat. tapi sayang..... tahu nggak? dia pendiam. tapi tak apalah. he he he.

aku suka dia. tapi aku nggak berani ngomong saat itu. masa baru ketemu dah bilang. ga ah. lagian kan ada cowoknya. ups...! bukan. bukan cowoknya tapi kakaknya. aduh.... tapi kan bukan kakak kandung. bisa saja kan mereka dah jadian. ughhhh.... gimana nih... kita lihat perkembangannya saja dulu dech...

eh... ternyata dia bukan bla bla-nya. itu aku tahu karena cowok itu adalah teman aku. setelah aku tahu ternyata nggak ada hubungan spesial (make telor he he he) aku bilang ma cowok itu "Nir, adikmu buat aku yach... Aku suka ma dia"

read more

Wednesday, September 3, 2008

RAMAdlan

Wednesday, September 3, 2008 | 0 comments


Ramadlan telah tiba. kita sambut dengan ceria. dalam ramadlan ada Tarawih. shalat yang selalu dikerjakan pada bulan Ramadlan secara berjamaah.

Namun sayang, banyak hal yang tidak habis aku pikir. shalat Tarawih ibarat lomba shalat antara imam dan ma'mum. juga antara satu masjid dengan masjid yang lain.

bagaimana tidak, masjid yang lambat tarawihnya akan kehilangan pengikut setianya (baca Ma'mum). Mereka akan pindah ke masjid atau musholla yang shalat tarawihnya lebih cepat.

kenaifan ini ditambah dengan suara bilal yang membikin gaduh bahkan menciptakan suasana menjerit. ini dikarenakan banyak makmum yang menjerit saat menjawab suara bilal. bukankah ini menganggu? aduh gimana nich...

btw, apa emang ada dalil tentang bilal dalam shalat tarawih?

read more

Tuesday, September 2, 2008

TEGAS bukan ber-ARTI PEDAS

Tuesday, September 2, 2008 | 0 comments
Hari yang melelahkan. Dari semaleman aku ngelembur membuat buku induk, trus kartu zakat. paginya aku tewas sampe jam 10. padahal aku harus piket kantor. karena hari ini adalah hari minggu.

akupun dibangunin sama pengurus. dah kewajiban, jadi aku harus bangun.

siang menjelang dhuhur aku kedatangan tamu. MUNIR, temanku. tapi kali ini tampilannya beda banget. aku aja kaget. ah... dasar mahasiswa aktifis, batinku. kulitnya kelihatan lebih hitam dari yang kemarin aku lihat. ditambah dengan rambutnya yang panjang kriwil. bikin aku enggan untuk melihatnya. ( he he he...)

aku lebih kaget lagi saat ada kyai masuk ke kantor, ia--misbah--salim kepada kyai. emang hal yang wajar sih.... tapi di sini, dengan berpakaian seperti itu (jean belel, rambut panjang tanpa kopiah, berkaos lagi) terlalu malas aku melihatnya. takut ada omongan apa-apa.

benar saja apa yang aku takutnya. tapi bukan seperti itu tepatnya. ini terjadi setelah kita pulang dari buka bersama di gondang legi. malamnya setelah kami sampai di pondok salah satu pengurus mendatangi kamar kami dan bilang blak-blakan. meminta munir untuk segera meninggalkan pondok. karena tidak etis berpenampilan kayak anak berandal di dalam pondok. apa lagi dilihat anak-anak yang pernah ia ajar dulunya.

huh... untung ada pak mahis. pondok ini bangga pada orang-orang seperti beliau. makasih pak. bapak nggak sungkan-sungkan untuk menegur hal-hal yang salah.
Bravo... moga sukses selalu.



read more

Sunday, August 31, 2008

KONFLIK...

Sunday, August 31, 2008 | 0 comments
Gap dan konflik sering terjadi di kehidupan kita. Ntah itu dengan teman atau pun dengan atasan. Tapi ini adalah suatu hal yang sulit aku cerna. Pasalnya aku dapat sms yang begitu sangat mengejutkan. SMS ini dikirim oleh teman yang sama sekali tidak asing bagiku. Dia dekat denganku. Pasalnya kita pernah bekerja dalam satu tim. Dan dia juga seorang pengurus di mana aku harus memenuhi segala kewajibanku sebagai bawahan.

Tujuh belas Agustus, malam harinya aku mengaktifkan HPku yang semalaman aku matiin. Aku kaget setengah mati menerima sms darinya.

"Pak willy pean piket siang. Masak sdh 2 senin gk brgkt pak??!!”

Simple. Tapi langsung menusuk di hati. Bagaimana tidak, aku merasa selalu melaksanakan tugasku. Bahkan kalau boleh jujur, aku kecapean kalau hari senin, pasalnya paginya aku ngajar full. Dari jam pertama sampai jam terakhir. Lalu shalat dan makan—kalau masih ada nasi di dapur—trus langsung piket siang. Menjaga kantor sama pak taufan.

Aku bingung. Aku nggak pernah absen. Ini siapa yang salah? Aku atau dia? Ah… lebih baik intropeksi saja dulu ah dari pada buru-buru su’udzon sama dia. Ah, mungkin karena aku sering telat masuk piket kali yach jadi aku dikirimi sms seperti. Ya ini jadi peringatan buatku untuk lebih rajin.

Lebih rajin? Waduh… gimana nich? Pasalnya aku diburu sama tugas-tugas yang lain. Ya itu tadi. Aku ngajar dari jam pertama sampai jam terakhir. Belum makan dan shalatnya. Bahkan tak jarang aku kelaparan nggak kebagian nasi karena pulang dari sekolah hampir jam satu. Bahkan seringkali lebih. Ini karena orang-orang belum pada pulang saat waktunya pulang. Padahal aku kan yang ngunci pintunya. Masa aku harus mengusir mereka? Atau aku tinggalin mereka tanpa mengunci pintu-pintunya?

Yach… nggak apa-apalah nggak makan juga. Anggap saja lagi tirakat. Bukankah mengosonglan perut itu salah satu tombo ati? (Iya tah…?)

Iya sih, tapi bagaimana kalau emang tenagaku nggak ada blas? Kan juga repot ngajar dan melaksanakan aktifitas lainnya. Waduh…

Atau mungkin dia emang negur aku karena aku sering telat berangkat piket. Tapi masa gitu sih kata-katanya? …. Masak sdh 2 senin gk brgkt pak??!! Bukankah ini menuduh? Ah… biar saja ah. Cape aku dibuatnya. Kayak gini aja dipikirin. Mang ngga ada hal penting lainnya tah?
Ya. Moga saja ini nggak ada apa-apa? Moga saja aku yang salah. Moga saja semuanya baik-baik saja. Toh walau aku dituduh nggak pernah piket. Moga saja cuma hal kecil yang tidak perlu diributkan lagi. Moga saja nggak akan terjadi lagi dikemudian hari (makanya Willy, kamu yang jangan bikin ulah)

read more

BELAJARLAH...!!!

0 comments
Batas antara cinta dan benci adalah dusta
Batas antara jenius dan tolol adalah usaha
Batas antara berani dan nekat adalah pertimbangan
Batas antara rival dan teman adalah persaingan ]
Aline 83.

Pelajaran buat siapa saja:
Tetap tersenyum mesti kamu panic.
Selalu focus agar bisa mengatakan sesuatu yang cerdas untuk menyelamatkan muka.282

GUNAKAN DAN KENDALIKAN ALAM BAWAH SADRMU. IA ADALAH KEKUATAN YANG SANGAT DAHSYAT!!!

read more

Saturday, August 30, 2008

Saturday, August 30, 2008 | 0 comments
Hari ini aku nggak tahu harus bersikap gimana. Bahagia atau bersedih. Senang atau tertawa. Yang jelas aku, sebenarnya nggak setuju dengan apa yang ibu ambil. Aku nggak setuju bukan karena aku nggak sayang. Tapi memang serba salah.
Melarang, maka kita punya apa. Merestui, aku tidak suka dia.
Jadi… ya mau nggak mau aku harus terima dengan keputusan ibu. Bukankah aku nggak boleh egois dengan membiarkan ibu di rumah sendirian. Sedangkan aku di sini kuliah sambil ngajar dan membawa Iyah pergi dari rumah. Bukankah itu membuat itu lebih kesepian? Bukankah ibu juga manusia biasa yang membutuhkan teman? Apa lagi di rumah atmosfirnya seperti itu. Nggak pernah habis pembicaraan orang tentang orang lainnya. Termasuk keluargaku.
Ah… Andai saja…
Andai saja…
Andai saja ayah masih ada… L
Hussshhh…! Willy, kamu nggak boleh mmmmm…..
Ah biarlah…


read more
0 comments
4 maret 07
Di alun2.

read more

Monday, August 25, 2008

KaBuRRRRRRRRR...

Monday, August 25, 2008 | 0 comments


Hari ini 25 August 2008 aku merasa bersalah banget sama adeku tersayang. Pasalnya aku tlah berbohong sama dia. Tapi kalau boleh aku membela diri, aku berbohong agar dai tidak marah. Pula, aku lakukan hal ini bukan untuk menyakiti hatinya. Tapi aku hanya mencari inspirasi dan motivasi yang hilang.

Sebagaimana yang aku rasa, rasa percaya diriku, motivasiku dan semangatku hilang berganti bingung, sumpek, dan pusing jadi satu. Nggak ada hal yang bisa menghiburku sama sekali. Akupun sungkan bercerita padanya tentang keadaanku ini. So, terpaksa aku lakukan hal ini.
Aku hubungi Illy untuk kuminta masukan dan pikirannya. Tapi saying, ia lagi ada acara khataman. Ya dah bisa kapan-kapan kok. Aku matiin hp-ku. Tapi sebelum benar-benar aku matiin dia bilang bahwa habis khataman ia akan ke Malang, ke kampus untuk mengurus KHSnya. Aku pun membalas, kalau emang ada waktu aku pinta untuk ketemu. Aku pengen ngobrol. Sebatas ngobrol. Itu saja. Karena biasanya dari ngobrolnya aku bisa mengambil sesuatu yang bisa aku jadikan pelajaran atau terkadang aku temukan motivasi dalam menghadapi masalah ini.

Benar saja, saat ketemu—ia sms aku setelah sampai di Malang, akupun ke Base Camp Roses untuk bertemu dengannya dan teman-temannya. Tepatnya di Sumbersari gang 1. Di sana aku ketemu sama Pepen, Rifah dan tanpa aku duga aku juga ketemu sama Asghan Reza. Oh… kebetulan yang menggembirakan. Aku bisa ketemu sama teman-teman Roses. Seneng banget. Thanks for all.

Illy ternyata benar-benar mengira aku mau ngesih undangan padanya dan juga teman-teman. Padahal bukan itu tujuanku, tapi aku gurauin saja. Sekalian aku bilang aku “ketemu kamu mau minta nama buat bayiku yang kemarin lahir. Laki-laki kayak aku”. Sontak ia tak percaya, tapi bukan willy namanya kalau nggak bisa bikin dia dan juga pepen—yang saat itu berada bersama kita—benar-benar penasaran. Aku berhasil membuat dia dan pepen penasaran, bahkan ia sempat mengajak main ke rumah istriku (adeku tersayang bro…) di Gondanglegi. He he he he… berhasil juga aku mengelabuhinya. Akhirnya aku berterus terang apa adanya. Aku belum nikah dan lagi sumpek, so pengen jalan-jalan and siapa tahu dapat inspirasi.

Bener saja, aku dapat cerita banyak tentang Roses yang menghiburku dan bisa aku ambil pelajaran.

Illy sekarang lagi menunggu keuputusan jadi duta bahasa yang akan dikirim ke Aussie. So, dia aktif banget di Balai Bahasa. Ia cerita kegiatannya yang seabrek banyaknya. Mulai dari diskusi, mengajari anak-anak di tempat KKN, mengadakan tahlilan, pengajian sampai dengan kegiatan usilnya yang dari dulu tidak pernah ia tinggalkan: ngerjain teman atau siapa saja yang bisa ia kerjain. (anggota HTI dan “Inem” kali ini kena kerjaan Illy) he he he he…

Ia juga merencanakan mau ngambil short course di AS. Wooow…. Hebat banget… sedang aku? Jangan tanya deh, aku kalah jauh. Jangankan sama dia yang sangat aktif. Sama teman-teman yang lain pun, yang nggak seaktif illy aku kalah. Mereka sudah menginjak tahun akhir di kuliahnya sedangkan aku? Masih jauh. Achh…. Aku ingat buku yang aku baca saat terminal kemarin. “kesuksesan orang itu tidak sama. Sesuai dengan dunia dan kelas masing-masing”. So, bagiku kegagalanku yang seperti ini adalah kesuksesan. Walau aku nggak bisa ke luar negeri untuk mengukir prestasi dan mengenal orang-orang penting, tapi aku bisa hidup mandiri. Walau aku nggak bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, tapi aku bisa menyekolahkan adikku satu-satunya dengan uang hasil jerih payahku.

Makasih Tuhan.. makasih ya Allah… Engkau sangat Pemurah dan Maha Penyayang… aku banyak salah dan dosa padaMu ya Allah. Aku mohon ampunanMu ya Allah… telah banyak kesalahan dan dosa yang aku perbuat. Terutama akhir-akhir ini. Aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi ya Allah. Aku pinta maghfiroh dan ampunanMu, karena hanya Engka Dzat yang Maha Pengampun dan Dzat Penerima taubat. Kalau bukan Engkau pada siapa aku memohon ampunan Ya Allah…

read more

Tuesday, August 19, 2008

INDAH

Tuesday, August 19, 2008 | 0 comments
malam 17 agustus malam kenangan yang takkan kulupakan. n juga takkan kuceritakan pada semua orang.
he he he he he he he he he......

read more

Sunday, July 27, 2008

CUAPE........

Sunday, July 27, 2008 | 0 comments
Kemarin adalah hari yang tak pernah aku duga. cuapenya. lelahnya. bahkan keadaan tubuhkupun melemah. sampai-sampai aku muntah-muntah dan terkapar berulang-ulang.
ini bermula dari pagi hari, aku ngajar dari jam pertama (07.00) sampai dengan jam terakhir (12.30). lumayan cape. ditambah dengan pak Hamim yang memberi tugas tambahan membuat daftar pembayaran spp dan pendaftaran SMK, so aku relakan setengah jam setelah ngajar untuk menggarap tugas tersebut. belum selesai tugas itu aku rampungkan, Gus Zulfan datang menyuruh membuat pendataan guru-guru SMK. "ini harus jadi sekarang. cos harus dibawa pa ambang ke singosari" ujar beliau. so dari tugas pa hamim akupun beralih menggarap data guru. baru selesai itu buku daftar pembayaranpun aku selesaikan.

jam 13.00 aku balik ke kamar. shalat. trus ama teman-temen MIM aku diminta membuatkan kartu I'ANAH MIM plus dengan data Pembayaran uang kitab MIM. mau nggak mau aku kerjakan karena ini menyangkut hubungan baikku dengan mereka. plus hidupku juga ada di MIM. lagian diantara mereka nggak ada yang bisa menggarapnya. so, aku kerjain. eeeeeeeeeeeeeeeeeeeh, ternyata sampe jam 15.00 belum selesai. aku lanjutkan dengan mengorbankan jam MIMku di isi oleh pa Dlofar. hal ini dikarenakan terhadi salah pendataan. yang seharusnya data anak di isi lengkap dengan kelas+kamar ternyata cuma di isi kelas saja. jadi mau nggak mau kita mengadakan pendataan kamar.

habis isya aku lanjutkan. sampai aku tertidur tanpa sengaja di depan komputer. alhamdulillah temanku pengertian. mereka menyilahkanku for tidur dulu. aku pun tidur jam 22.00 dan terabangun jam 3.00. langsung aku serang komputer yang sudah shutdown. trus aku garap. ditengah-tengah itu aku merasakan kepalaku pening tak karuan. disertai dengan dingin malam menusuk tulang serta persendian. sampai akhirnya aku menggigil dan muntah. pak Safroni dan Pak Arman terbangung kaget karenanya.

mereka bertanya, "kenapa?"

"ngga apa-apa" ujarku. arman memijat pundakku sebentar. trus aku suruh sudah. karena i feel fine saja. aku pun lanjutin kerjaan sampai jam 04.00 baru selesai.

finish dari kerjaan aku langsung wudlu dan shalat untuk menenangkan jiwa dan badan yang sedang terkoyak karena pekerjaan yang trus menerus tak berujung.

shubuh aku sambut dengan senyuman dzikir tasbih pada Ilahi... Subhanallah Walhadu lillahi wa laa ilaaha ilallah...


gema adzan shubuh sejuk aku dengar masuk ke dalam telinga. aku pun berjamaah dengan Hasyim. usai shalat aku masuk dalam dunia mimpi di atas kasur yang tak lagi wangi. syukron ala kulli man ahsana ilayya.

oh iya bangun tidur aku muntah lagi... tapi untungnya cuma dikit. he he he he

read more

Friday, July 11, 2008

Friday, July 11, 2008 | 0 comments
"NEVER GIVE UP....!"NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
"NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!"
!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE UP....!""NEVER GIVE

read more

SAHABAT

0 comments

Orang yang tidak pernah melihat kesedihan tidak akan pern melihat kegembiraan.


Francis bacon, cendikiawan besar inggris:
persahabatan melipat duakan kegembiraan dan memotong kesedihan menjadi separuhnya.

Coleridge, penyair inggris:
Persahabatan ialah pohon yang memberi keteduhan

Max Well:
Orang yang mempunyai persahabatan yang tulus lebih kaya dari pada jutawan atau millyarder.


IBU
Dikau sungguh mulya tiada tara
Mendidik sejak saya kecil
Melahirkan setelah saya dikandung
Tiada balasan yang patut untukmu
Kecuali rahmat dan berkah ridho ilahi

IBU
Dikau sungguh mulya tiada tara
Mendidik sejak saya kecil
Melahirkan setelah saya dikandung
Tiada balasan yang patut untukmu
Kecuali rahmat dan berkah ridho ilahi

read more

MELAYANG

0 comments
Mampu menggapai hasrat dalam hati
Yang tersimpan
Mimpi membumbung terbang melayang
Penuh pesona dan aroma
Menanti pagi tiada kunjung petang
Pupus asa dalam penantian sayang


?”?”
Mampu menggapai hasrat dalam hati
Yang tersimpan
Mimpi membumbung terbang melayang
Penuh pesona dan aroma
Menanti pagi tiada kunjung petang
Pupus asa dalam penantian sayang

read more

Wednesday, July 9, 2008

Wednesday, July 9, 2008 | 0 comments
GHAURAK

Pagi ini aku berada di lereng
Sebuah bukit
Rinduku padamu hampir saja
Membinaskanku
Pohon arak di dedapnku pun mongering
dan condong.
Wahai yang telah lama meninggalkanku
Kesedihanku padamu lebih berat
dari cintaku

kusimpan kegilaanku di dalam hati
dan
kala cinta telah menetap di sana maka cintalah yang bias mengalahkannya
hati dan tubuh sehatku dihancurkannya.

Kala tubuhku hancur
Hatipun terbawa serta
Tubuhuku kusrus
Lantara gila dan cinta
Keduanya lelah merampas
Hati dan tubuhku







TAUBAT
Malam ini kukembali kehadiratmu ya ranni
Setelah lama terlen, ku kembali
Dalam sujud takzimku.
Air mata menggenang menenggelamkan
Tubuhku yang pendosa dan pendekil
Mengenang lorong-lorong hitam
pun yang pernah kutapaki
ya ilahi…
kusujudkan mukaku dihadapanmu
ya ilahi…
kupanjatkan taubatkau kepadamu
ya ilahi…
kucurahkan mataku tuk keluarkan air
ya Allah …
dekaplah aku dalam rahmat-Mu
rangkullah aku dengan maghfirof-Mu
selalu…
ya Allah …

read more

SEMANGAT....!

0 comments

Hidup ini maju ke depan. Bukan mundur ke belakang.
Kita adalah sang juara dari 350 juta gen.
Kita dibuat dengan semangat. Maka bersemangatlah dalam kehidupan.

  • Orang yang tidak pernah melihat kesedihan tidak akan pernah melihat kegembiraan.
  • Orang yang tidak pernah melihat kesedihan tidak akan pernah melihat kegembiraan.

read more

PERTANYAAN-PERTANYAAN DARI ORANG BODOH.

0 comments
1. Allah mnciptakan langit dan bumi selama 6 hari , mengapa demikian, sedangkan Allah bila berkehendak selalu hanya mengucapkan “kun” maka jadilah. apa yang allah kehendaki?

2. Mengapa malaikat telah mengetahui bahwa manusia akan merusak bumi dan saling membunuh ketika Allah memberitahukan akan menciptakan manusia untuk menjadi kholifah di bumi?

3. Mengapa Allah menciptakan manusia sedangkan Allah tahu bahwa manusia akan berbuat kerusakan?

4. Adam dan keturunannya mempunyai kesadaran dan akal sehingga dapat menyadari dan mengerti akan kebesaran Allah. Tapi mengapa banyak manusia yang kufur?

5. Mengapa Allah sendiri yang mengajari Adam sesuatu, tidak malaikat saja?
Apakah nabi Adam melihat Allah ?

6. Mengapa nabi ibrohim meninggalkan kaumnya sedangkan nabi yunus yang meninggalkan kaumnya dihukum Allah dengan dimakan ikan hiu?

7. Mengapa nabi Ibrohim berbohong kepada raja ketika ditanya tentang sarah istrinya?
mengapa kebanyakan orang membaca al-quran setelah maghrib?

read more
0 comments
AROMA

Ku rasakan aromamu
Ingat padamu
Hati rindu tiada tara
Semoga bagi kita tiada lara





JAGA

Ku terbangun
Ku terjaga dalam keheningan malam
Sejenak ingatanku melayang padamu
Terbayang wajahmu melambaikan rindu
Kubentangkan sajadah, menghadap ilahi
Kulantunkan doa untukmu di sana
Ku berdoa untuk hubungan kita

Bila cinta itu anugerah
Maka demikianlah hatiku padanya
Satukanlah cinta kami
Tabahkanlah kami dalam menghadapi
Dugaan yang melanda

read more

Kutitipkan segurat rindu

0 comments
Pada angin malam nan dingin
Untukmu nan jauh di sana
Masihkan rindumu untukku
Masihkan cintamu untukku
Masihkan sayangmu untukku

Lama tiada suara dari jauh
Darimu untukku
Rindu kian mengembang
Menembus asa dalam tiap titik
Tiada pupus jua harapan
Kabarmu sayang ku nantikan
Rinduku kini menyulapku.
Doakan sukses selalu
Karena kau tahu aku

read more

UNTUK SOBATKU...

0 comments

Sobat al-kuroma…

Manusia itu bagaikan air terus mengalir dan mengalir. Namun manusia mempunyai akal dan pikiran (adab) yang bertindak sebagai setir dan rem dalam menulusuri sungai dan tanah.

Sobat…
Air akan kelihatan jernih bila terus mengalir. Semua akan senang bila air bersih dan jernih.
Lihatlah…
Banyak orang yang melihat dan menyukai air sungai yang mengalir apalagi air terjun. Semua orang suka terhadapnya.

Sobat…
Selain karena itu, air juga banyak manfaatnya. Mungkin sobat lebih tahu daripada saya tentang hal ini. Diantaranya: untuk mandi, memasak, minum, menyuburkan tanaman, memelihara ikan dan lainnya. Itu semua jika air tersebut bersih. Dan air akan bersih jika air mengalir.
Sobat…

Manusia selalu berubah. Sebagaimana air mengalir. Ari satu keputusan ke keputusan lain. Dari satu ide ke ide lain. Dan satu keadaan ke keadaan lain. Terutama manusia cepat berubah dalam perkataan dan ketetapan / keputusannya.
Mungin detik ini ia akan berbicara “begini” namun detik berikutnya ia akan berbicara “begitu”. Namun pada satu jam berikutnya bias saja akan berprinsip “begitu” pada hari ini ia akan senang namun hari esok ia akan sedih. Pada hari ini ia dicintai. Pada hari esok ia akan dibenci. Begitulah manusia tersu berubah mengikuti apa yang terdetik bagaikan air mengalir.

Sobat…
Manusia juga harus berubah ya…
Harus berubah untuk menjadikannya jernih dan sedap dipandang. Andaikan manusia tidak berubah akan terlihat kekurangan dan kejelekannya. Ia akan kotor terlihat. Ia akan dibenci yang melihatnya. Bagaikan air lama yang tak bergerak dan mengalir.

Sobat…
Lihatlah… lihatlah air yang menggenang di kolam! Air yang tak sama sekali bergerak ditempatnya.
Ia akan menjadi sarang naymuk. Ia akan tumbuh di dalamnya berbagai kotoran; binatang kecil sumber penyakit. Lumut dan juga akan kotor karena hawa, hewan, alam dan manusia.

Sobat ku yang baik…
Maafkanlha jika ada salah yang menyakitkan. Benarkan dan luruskanlah prkataan dan ideku jika salah. Sekali lagi maafkanlah aku.

read more

Tuesday, July 1, 2008

malam ini

Tuesday, July 1, 2008 | 1 comments
malam ini banyak hal terjadi antara kita. seneng, sedih, tertawa, menangis, dan juga tawar. semua ada dalam kenangan "pesawahan". maafin kakak  ya de... pleaseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

read more

Thursday, June 26, 2008

BELAJAR, nasibmu kini...

Thursday, June 26, 2008 | 0 comments
Ijazah…

Belajar itu wajib. Tak bisa kita sangkal lagi. Namun pernahkah kita pikirkan, kenapa kita nggak mau mengulang pelajaran yang dapat nilai buruk? Atau lebih jelasnya, kita nggak mau mengulang di kelas yang sama di tahun yang berbeda hanya karena kita belum mengusai materi yang kita pelajari itu?

Banyak yang protes dan demo saat tidak lulus UAN. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh kepala sekolah atau guru yang tidak meluluskan muridnya. Padahal murid tersebut memang benar-benar tidak pantas untuk lulus karena jangankan bisa menjawab semua, seperempat dari 50 soal saja tidak ada yang benar. Intinya murid tersebut memang belum menguasai materi yang diajarkan. Manakah yang pantas : meluluskan murid tersebut atau diberinya kesempatan untuk belajar lagi supaya saat ujian tahun depan ia bisa menguasai materinya?

Namun bila kita telaah, kenapa mereka yang tidak lulus UAN berdemo, secara naluri kita memang memakluminya. Bayangkan betapa sait dan kecewanya hati, setelah 3 tahun belajar mati-matian—bukan mati beneran lho ya—namun itu terbuang sia-siang hanya karena tidak bisa menjawab 3 atau 4 lembar soal. Adilkah itu? Padahal selama 3 tahun kurang lebih, sudah masuk kelas dan membayar uang spp. Belum lagi uang jajan dan transport bagi yang sekolahnya jauh dari rumah. Lalu apakah perjuangan selama 3 tahun itu hilang terhapus sia-sia hanya dengan 3 hari.

Bukankah ijazah itu juga penting buat kehidupan kita. Tanpa kita mengenyampingkan ilmu yang juga sangat penting. Tanpa ijazah, seorang guru tak kan pernah diakui jadi guru. Begitu pula, seorang murid tak kan diakui menjadi murid kalau tidak ada ijazah. Bukankah ini penting. Terlebih lagi, akhir-akhir ini sertifikasi digaungkan jauh lebih membahana yang secara otomatis mendobrak betapa pentingnya satu lembar bukti kelulusan itu. Secara formula kita bisa merumuskannya sebagai berikut : ilmu itu isi dan labelnya adalah ijazah.

Mengenai adakah sekolah para nabi itu? Dan adakah ijazahnya? Kita bisa mencoba mencari jawabnya dari sejarah para nabi. Bukankah sejarah itu guru terbaik yang diciptakan Tuhan.

Nabi Muhammad, di masa kecilnya beliau menggembala kambing orang-orang kaya quraisy. Begitu pula nabi musa, sebelum diangkat menjadi nabi, beliau menggembala kambing nabi ya’kub yang jumlahnya ratusan dalam jangak 8 tahun lebih sebagai mahar pernikahan dengan putri beliau. Nabi Ismail dan ayahandanya, Nabi Ibrahim juga tak terlepas dari kambing-kambing yang beliau berdua pelihara. Kenapa demikian? Kenapa para nabi menggembala kambing? Hal ini sebagai latihan untuk memimpin umatnya. Di sanalah para nabi di sekolahlan. Di sanalah para nabi mendapat ilmu—selain juga dari wahyu—bagaimana memimpin dan menjada umatnya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput banyak srigala dan hyena yang bisa sewaktu-waktu menerkam gembalanya? Di sinilah latihan menjaga umatnya dari bahaya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput juga membingungkan bagi orang yang belum berpengalaman? Dari sinilah para nabi diajari bagaimana mengarahkan gemabalanya ke arah yang benar. Baik saat berangkat maupun saat pulang. Adapun mengenai ijazahnya, adalah pengakuan dan wahyu yang beliau-beliau terima dari Allah itulah yang bisa dikatakan ijazah.

Bukankah ijazah diberikan setelah sang murid berhasil mengkhatamkan dan menguasai pelajarannya? Dan bukankah wahyu diturunkan setelah para nabi berhasil menyerap berbagai macam ilmu dari menggembala?
Itulah sekolah para nabi. Sekolah alam. Sekolah murni untuk mendapatkan ilmu yang murni pula.

Kalau memang kita mengejar ilmunya bukan ijazahnya, kenapa kita tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sungguh-sungguh? Kenapa kita belajar saat ujian saja? Itupun ujian sekolah umum (SD/SMP/SMA) saja yang ada ijazahnya? Bahkan kita menganggap remeh ujian MIM. Bandingkan dengan ujian SD/SMP/SMA yang disertai dengan shalat hajat, wiridan dan meminta doa kepada setiap element ma’had. Kenapa? Apakah karena MIM itu—yang di dalamnya terdiri dari berbagau macam ilmu agama—nggak penting? Bukankah Allah bilang “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”?

Lalu bagaimana dengan niat Anda mencari ilmu? Apakah sebenarnya yang dicari? Ilmu atau ijazah? Atau mencari ilmu karena ijazah? Bukan mencari ilmu karna Allah (lillahi ta’ala). Kalau begitu sungguh Anda akan menjadi orang yang merugi. Bukankah tanpa diniati dapat ijazahpun kalau kita bener-bener belajar karena ilmunya nanti kita juga akan mendapatkan ijazahnya? So, what are you looking for now?

read more

Thursday, June 12, 2008

HP.... a keyword

Thursday, June 12, 2008 | 0 comments
PASSWORD
Nokia :
*#06# : mengetahui no imei hp
*#0000# : no seri software
*#746025625# : menampilkan jika hp mendukung penghentian jam SIM.
*#92702689# : info tanggal perbaikan, tanggal perbaikan, dsb.
*3370# : mempertajam sinyal.
#3370# : menormalkan kembali sinyal.
*4370# : mengkondisikan sinyal setengah dari yang normal.
#4370# : meniadakan sinyal.
xx# : menampilkan posisi sementara keberadaan hp.
*#2820# : Informasi tentang bluetooth.
*#7220# : mengaktifkan GPRS.
*#3925538# : menghapus menu wallet di seri 6310, 6310i.
*#67705646# : menghapus operator logo biasanya di Nokia seri 3310 & 3330.
*#pw+xxxxxxxxxx+x# : untuk mengetahui status SIM lock.
*#7370# : software reset atau bisa disebut dengan hard reset.

Motorola
*#06# : mengetahui no imei
*#300# OK : untuk mengetahui daftar software dan hardware.
*#301# OK : memfungsikan keypad secara penuh.
*#303# OK : setting untuk menghilangkan bahasa inggris.
*304# OK : mematikan engineering mode.
#304*19980722# : mengaktifkan engineering mode.
*#305# OK : mengetahui lokasi hp.
*#331# OK : merubah kode hp atau tidak mengaktifkan kode hp.
*#402# OK : mengatur contrast.
*#403# OK : data informasi perusahaan atau vendor hp.
*#0000# OK : setting menyimpan file, restore seting hp untuk mengganti bahasa.
1234 OK : default kode hp.

Sony Ericsson
*#06# : mengetahui no imei.
<**< -> : mengunci menu.
>*<<*< -> : service menu.

Yang perlu diingat:
Menggagalkan fungsi sms : sms center (?)
Menonaktifkan panggilan keluar : dirubah jalur.
Mengunci MMC : memory card → set password → memory → isi/rubah password

read more

Tuesday, May 20, 2008

Ini Hafshah De...

Tuesday, May 20, 2008 | 0 comments
Wanita memang diciptakan sesuai dengan sifat dan wataknya. Selain cenderung emosional dan dramatisir juga pecemburu. Dalam tarikh, selain Aisyah, Hafshah dikenal sebagai istri Rasulullah SAW yang pencemburu. Terkadang sering membuat ulah untuk menarik perhatian Rasulullah.

Suatu hari, ketika Rasulullah menemuinya, Hafshah bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa mulutmu berbau busuk?”
“Aku baru saja minum madu, bukan maghafir,” jawab Nabi Muhammad SAW penuh tanda tanya.
“Kalau begitu, engkau minum madu yang sudah lama,” kata Hafshah.
Keheranan Rasulullah makin bertambah ketika Aisyah yang ditemuinya mengatakan hal serupa. Saking kesalnya, Rasulullah mengharamkan madu buat dirinya untuk beberapa waktu. Beliau tak tahu kalau Hafshah telah “berkomplot” dengan Aisyah untuk “ngerjain” Rasulullah. Keduanya cemburu lantaran Nabi tinggal lebih lama dari jatah waktunya di rumah Zainab binti Jahsy. Waktu itu Nabi tertahan karena Zainab menawarkan madu kepada beliau.

Membicarakan kehidupan Hafshah binti Umar bin Khattab tak bisa lepas dari sifat pencemburunya. Pada dasarnya, sifatnya itu lahir dari rasa cintanya kepada Rasulullah. Ia merasa takut kalau Rasulullah kurang memperhatikan dirinya. Namun, sifatnya itu melahirkan persoalan yang kurang menyenangkan.

Dikisahkan dalam sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW pernah membawa Hafshah dan Aisyah. Kedua istri Nabi itu duduk di atas punggung unta yang berbeda. Selama perjalanan, Rasulullah lebih sering berada bersama Aisyah. Saat istirahat, Hafshah yang terbakar api cemburu meminta Aisyah berpindah tempat. Seusai istirahat, Rasulullah naik ke unta Aisyah yang sudah ditempati Hafshah dan mengajak bicara. Beliau tak tahu kalau yang menjawabnya dengan jawaban-jawaban pendek itu Hafshah. Dan Rasulullah tersadar bahwa dirinya dipermainkan kedua istrinya.

Begitu seringnya Hafshah membuat ulah, lantaran cemburu, Rasulullah pernah berniat akan menceraikannya. Namun, Jibril datang mencegah Nabi. Rasulullah malah mendatangi anak Umar bin Khattab itu dan berkata, “Ya Hafshah, hari ini Jibril datang kepadaku dan memerintahkan kepadaku “irji’ ilaa Hafshah, fainnaha hiya showwama, qowwama wa hiya azawaajuka fil jannah” (kembalilah kepada Hafshah, sesungguhnya ia wanita yang senAntiasa puasa, mendirikan shalat, dan ia adalah istrimu kelak di surga).

Dialah Hafshah binti Umar, wanita yang mendapat pembelaan Jibril tatkala hendak diceraikan Rasulullah lantaran sifat pencemburunya.
Meski memiliki kelemahan dan kekurangan karena sifatnya itu, tapi Hafshah adalah wanita yang tekun beribadah. Ia rajin puasa sunnah dan tak pernah meninggalkan shalat tahajjud. Maka Jibril pun membelanya, bahkan menyampaikan jaminan Allah bahwa Hafshah termasuk salah satu istri Nabi di surga.

Kecemburuan istri-istrinya, sebenarnya dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan manusiawi oleh Rasulullah. Apalagi beliau dikenal orang yang paling sabar dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk ulah istri-istrinya. Namun, yang membuatnya marah adalah jika rasa cemburu itu mendorong istri-istrinya atau dirinya melakukan maksiat kepada Allah. Rasulullah pernah ditegur Allah lantaran mengharamkan madu dan istrinya Maria akibat ulah Hafshah. Rasa cemburu yang seperti inilah yang tidak dibenarkan Rasulullah.

Akibat rasa cemburu yang berlebihan, Hafshah ditegur langsung oleh Allah melalui surat At-Tahrim ayat 3 dan 4. Tapi, putri Umar bin Khattab itu pulalah yang dibela Jibril ketika hendak dicerai oleh Rasulullah karena memiliki kelebihan-kelebihan dalam sisi peribadatannya. Allah SWT berfirman, ”Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala menceritakan peristiwa itu dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain . Maka tatkala memberitahukan pembicaraan lalu bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong ; dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan Jibril dan orang-orang mu’min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula” (QS At-Tahrim[66]: 3-4).

Ya, kelebihan seseorang dalam beribadah akan menolong seseorang dari kehilangan dan mendapat pembelaan yang tak diduga-duga.

read more

TAK SUA

0 comments


Ade, ntah sudah berapa lama kita begini. aku ngerti. bahkan jauh lebih ngerti apa yang ade maksudkan dengan per"pisah"an yang ade pinta ini. aku bisa memahaminya. dan aku ingin menuliskannya sebagai wakil hati dan perasaan ini. Perasaan ini bilang, "ade jahat". perasaan ini curhat, "ade kejam". namun hati mengatakan "tidak! ade tidak jahat". hati juga menyanggah "ade tidak kejam! ini demi kebaikan. kebaikan bersama"

dus, aku pun menjalaninya. menjalani apa yang terjadi. bukankah, walau bagaimanapun hidup terus berlanjut? bukankah, waktu terus berjalan?

aku jalani hari-hari dengan apa yang tersisa. aku bertahan. bertahan dengan semua kenyataan yang aku hadapi. walau, aneh memang, aku sering uring-uringan. aku sering merasa nggak enak.

namun terkadang aku ingin pergi. pergi sekalian dari ade. pergi jauuuuhh. pergi meninggalkan ade. (demi ketenangan hati)?

entahlah...

setelah kita "pisah", aku banyak mengalami sesuatu yang tak menyenangkan. katakanlah, pikiranku eror.

pada saat aku membutuhkan benda yang aku punya dan aku merasa menyimpannya di suatu tempat, aku tidak menemukannya. aku mencarinya kesana-kemari. ditengah pencarian terkadang aku merasa cape. aku merasa aku pikun. aku merasa aku bodoh. aku tolol. lebih-lebih saat aku menemukan barang tersebut setelah tidak aku cari lagi. aku BAHLUL.

pernah suatu rencana aku susun. untuk memudahkanku. biar tak makan tenaga dan waktu banyak. namun yang terjadi justru sebaliknya. aku kehilangan waktu dan menguras tenaga karena ternyata rencana yang aku susun tak berjalan sesuai apa yang aku inginkan. Ah... STUPIDnya AKU.

suatu kali aku mewanti-wanti diriku untuk menghemat uang yang aku punya. aku berusaha sepintar mungkin menabungnya. namun, yang terjadi justru sesuatu yang tidak aku bayangkan. uang itu justru habis, bahkan masih minjam ke teman. bahkan aku merasa masih kurang. Oh... DUNGUnya aku.

COGITO ALLAH SUM!
aku nggak tahu artinya. namun mungkin tokoh utama dalam novel itu bisa mewakiliku. mungkin itu aku! ya! mungkin karena banyak penderitaan yang aku dapatkan dari pada kebahagiaan sebagaimana yang aku tuju. Tapi, satu yang membedakan. aku ber-Tuhan sedangkan dia tidak.

namun apa bedanya ber-Tuhan atau tidak? kalau yang ber-Tuhan tidak menjalankan perintah-perintah Tuhannya. kalau yang ber-Tuhan tidak pernah mendekatkan diri sama Tuhannya.

Sunday, 18 May, 2008 16:45:16

read more

Nggak (belum) jadi, De...

0 comments

Sms. Ya. Sms itu. Sms yang ade pinta supaya aku mengirimkannya kepada dede, sampei sekarang tidak aku kirimkan. Bukan aku mau membantah permintaanmu. Tapi, tidakkah ade pikirkan bagaimana perasaannya kelak ketika ia menerima dan membacanya? Dia yang telah lama tidak aku hiraukan. Dia yang sudah berulang kali aku anggap nggak ada. dia yang tidak kapok-kapoknya menghubungiku walau hanya membuang pulsa tanpa menghasilkan apa-apa. Dia yang selalu mengirim sms tanpa ada balasan yang aku kirim. dan kini dia telah menghentikannya. aku bersyukur karenannya.

Cukuplah kecuekanku yang menyakitinya. cukuplah ego-ku yang membalas budi baiknya. cukuplah kesombonganku yang menghajarnya. cukuplah ke-tega-anku menghempaskannya ke dalam kesakitan dan keniscayaan.

aku nggak mau menambahnya sakit lagi. aku nggak ingin ia bertambah sedih dan merana karena sms ade itu. aku membayangkan apa yang terjadi seandainya ia menerima sms dan mebacanya. aku yakin dia akan patah. bukan patah lagi bahkan tapi hancur berkeping-keping. dia akan merana seumur hidup karena sms itu. bahkan dia akan merasa bersalah tanpa berkesudahan.

ade, maafkan aku yang tidak mengirimkan sms itu.
maafkan aku yang masih mempunyai rasa belas kasihan kepadanya. setidaknya demi menjaga hubunganku dengan keluarganya. setidaknya demi rasa kemanusiaan. setidaknya atas nama persahabatan, aku nggak ingin merusak ikatan ini dengan kakak dan keluarganya.

bukan karena aku sayang sama dia. bukan pula karena aku mencintainya. sama sekali bukan. maafkan aku, de. aku tidak tega melihatnya seandainya dia lebih menderita dari sekarang.

cukuplah dia menderita karena tidak mendapatkan kasih sayangku. cukuplah ia bersedih karena cintanya tak terbalas.


ade... tahukah engkau, sebenarnya sudah lama ia tidak menghubungi aku lagi. jangankan telpon, sms-pun tidak. tapi entah kenapa, saat aku bersama ade--habis bedah buku itu--dia kirim sms. aku nggak menyangka sama sekali. dan tahukah engkau, de? aku tak pernah menganggap sms itu ada.

bila dulu ia mengirim sms akan tetap mengharapkanku. maka biarkan dia terus berharap tanpa ada ujung. biarkan dia terlarut dalam penantiannya. biarkan dia tergenang dalam peliknya cinta. bukankah begitu hidup de?

semoga ade bisa memahami pikiranku ini. semoga tulisan ini bisa mengungkap alasan kenapa aku tidak mengirimkannya (sms itu). semoga ade memakluminya. dan yang terpenting adalaha semoga aku bisa terus bertahan dengan semua masalah hidup ini. semoga...

Sunday, 18 May, 2008 16:44:55

read more

Maafin aku Gus...

0 comments

110508....

hari yang tidak bisa aku lupakan. ini karena hari yang tidak pernah aku bayangkan. telah terjadi suatu hal yang tak pernah aku sangka. hal sepele mungkin, tapi ini sangat special bagiku. (special make telur kali...)

saat santai...
saat aku menikmati hidangan dari anak-anakku...
saat aku mau makan bersama-sama mereka,
saat itulah Rizal, memanggilku. memanggilku disuruh gus fahim. ditunggu di kantor yayasan.

deg... jantungku berdebar. (lho... bukankah memang jantung slalu berdebar?) no...! ini nggak seperti debarannya yang biasa. ini sangat jelas aku rasakan. ini sangat istimewa. sangat beda. sangat lain. ingin tahu apa yang akan terjadi. aku menerka-nerka.

apa berhubungan dengan alamat lengkapku yang kemarin diminta pengurus? apa karena kejadian ampel 4? apa karena rizal? apa karena....

semua kemungkinan berkelebat. bergantian. satu persatu. ada apa gerangan...
ach... datang saja.
ternyata...
aku dipanggil--ditegur--karena aku telah menulis sesuatu yang tidak pantas untuk di-posting di blog-ku. aku diminta merubahnya. aku diminta untuk meng-ekplisitkan-nya. tanpa menyebutkan angka eksak. ya! aku harus merubahnya--setidaknya untuk tidak menghapus posting itu.

maka dengan penuh patuh dan rasa hormat, aku pun merubah tulisan itu. tidak! buka merubah tapi menghapusnya (satu kalimat penuh) karena memang aku merasa substansinya sudah tak diperlukan lagi.

"maafin saya, Gus"
"maafin keteledoran saya. sungguh tak ada niatan secuilpun untuk membukanya di depan umum. aku hanya menulis apa yang kurasa. itu saja. tidak lebih. aku hanya menulis apa yang aku anggap perlu diketahui oleh Mbak (yayu-ku) di luar sana. maafin saya, sekali lagi, aku pinta maaf antum."
###

Di sisi lain, aku memikirkan semua tulisanku. Beliau pasti membacanya. tapi tak apa. itu memang isi hatiku. itu adalah apa yang terjadi padaku. seorang remaja yang.....
ngawur...
urakan...
nakal...
bandel...
pengen slalu bebas...
tak bisa diatur...
kreatif...
penuh gejolak...
pengen ada inovasi...
selalu suka hal yang beda...
nggak mau ngekor...
selalu mempertanyakan hal yang dah lazim...

tapi,
insya Allah, bertanggung jawab
dan
mau diajak diskusi.

sekali lagi maafin atas keteledoran yang tak sengaja aku perbuat ya gus...

read more

Monday, May 19, 2008

Kuliah...

Monday, May 19, 2008 | 0 comments


Kenapa tiap kali aku mendengar kata itu atau kata yang ada kaitannya dengannya aku merasa jengkel, marah, cemburu, dongkol, bahkan ingin sekali aku tidak mendengarnya.

Kenapa kuliah harus diutamakan? Kenapa kuliah yang menjadi ukuran gengsi atau tidaknya seseorang? Apa gerangan yang mengakibatkan kuliah dipandang sebagai bentuk kehormatan seseorang? Ada apa dibalik semuanya yang selalu memakai kuliah sebagai bentuk sukses atau tidaknya seseorang?

Salahkah bila aku tidak kuliah? Salahkah bila aku, yang tidak mempunyai biaya ini tidak mengambil jalan yang sama dengan yang lain untuk kuliah? Salahkan bila kuambil keputusan untuk lebih memilih hal lain dari pada kuliah?

Ini bukan tanpa alasan. Bukan juga sebuah pilihan asal pilih. Jujur, di balik kedalaman hati, diri ini sangat berminat untuk aktif kuliah. Namun bila aku, karena sebuah realitas, tidak kuliah, apa aku salah? Kalau emang iya, maka merugilah aku... Sengsaralah diri ini...

Inilah sebuah liku hidup yang harus aku ambil dan nikmati. Aku lahir dari sebuah keluarga yang tidak kenal baik dengan pendidikan. Ayahku hanya lolosan kelas 3 SR. Ibuku lebih parah, beliau wanita yang aku kagumi dan aku sayangi ternyata tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Karenanya jangan salahkan beliau kalau kamu sms atau kirim surat tidak menerima balasa darinya. Karena emang beliau tidak bisa baca tulis. (Lalu apakah ia dikatakan Ummi? Sebagaimana Rasulullah yang tidak bisa baca tulis dikatakan Ummi)

Syukurlah keadaan ekonomi keluargaku membaik saat ayahku masih kuat bekerja walau jadi buruh tani. Beliau atas bujukan dan desakan adik keduanya, Mang Hakam, menyekolahkan anak pertamanya ke sebuah pesantren. Sebuah harapan supaya berbeda dengan kedua orang tuanya. Begitu pula dengan aku. Usai lulus SD aku diboyong pamanku ke pesantren. Dari sanalah cahaya tarbiyahku hidup. Aku mulai mengenal "buku" dan sedikit "tulisan" walau masih terbatas. Di sana juga aku kenal dengan Hasan Al Banna, Moh. Abduh, M. Ikbal dan lain-lain yang dari mereka aku ketularan semangat jihadnya. Akupun bertekad untuk terus berjuang di dunia pendidikan. Belajar dan (belum) mengajar.

Usai menamatkan SLTPku, kucoba meniti asa di sebuah pesantren modern di daerah seberang. Di tahun terakhir aku menyelesaikan studyku, rintangan makin jelas menghadang. Ayah dan ibuku meminta aku berhenti sekolah dikarenakan beliau berdua sudah tidak sanggup membiayaiku. SLTAku pun terancam gagal. Namun berbekal tekad yang kuat aku berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaijan SLTAku yang tinggal satu tahun lagi.

Akhirnya dengan bantuan seorang Kyai di daerahku, aku bisa mendapat kesempatan menamatkan SLTAku. Dan untuk menutupi kebutuhan belajarku aku banting setir menjadi bagian dapur yang sering dilecehkan oleh adik-adik kelas ketimbang posisi lamaku di bagian pembinaan bahasa yang super keren. Nggak apa-apa. Demi keselamatan belajarku.

Saat aku mau masuk bangku kuliah, Allaah memanggil ayah tercintaku, secara otomatis aku harus menggantikan beliau di dalam keluargaku. Akupun mencoba untuk tegar dan kuat menjalaninya. Setidaknya aku punya satu tanggung jawab yakni menyekolahkan adikku tercinta.

Saat itu pula adikku lulus SD dan meminta untuk masuk ke pesantren. Namun mengingat aku belum bisa, maka aku janjikan setelah lulus SMP ia bisa belajar di pesantren. Dengan besar hati ia pun menjalani hari-hari SMPnya di desa. Sekolah baru saja berdiri dengan segala kekurangannya. Saat itu pula aku bisa mendaftarkan diri kuliah di sebuah perguruan tinggi yang tak terkenal. Namun tak mengapa. Aku mencari ilmunya. Bukan namanya.

Kini saat adikku lulus SMP dan aku sudah dalam tingkat 3, aku juga harus memondokkannya, sebagaimana janjiku dulu. Secara otomatis aku harus mengalokasikan budget yang ada untuk sekolah adikku. Ini prioritas pertama. Aku pikir, lebih baik, sekali lagi ini menurutku, lebih baik kuliahku yang terhenti dari pada sekolah adikku.

Dan untuk itu aku harus bisa membagi waktuku dalam ke beberapa hal. Yakni pertama, menjalankan tugas-tugas pondok yang (seandainya jadi) telah memberi keringanan biaya pendidikan adikku. Karena aku tidak mau dikatakan orang yang tahu balas budi. Kedua, aku pikir, untuk bisa terus melanjutkan kuliah aku harus mencari tambahan pemasukan. Karenanya aku memutuskan untuk melamar jadi pengajar di salah satu lembaga terdekat. Jadi aku harus punya waktu untuk mengajar di sana. Ketiga, karena tugas pondok dan mengajar yang aku prioritaskan maka tak apalah kuliahku tidak mengambil 24 sks penuh. Kemungkinan cuma mengambil 12 sks-an. Kuliah dua hari. Supaya aku punya waktu untuk menjalankan tanggung jawab pondok dan tugas mengajarku. Keempat, aku nggak terlalu memedulikan yang ini. Tapi terkadang memang sangat menjadi pikiranku. Setidaknya aku cepat memilikinya sepenuhnya. Menikahinya. Tapi... Mungkinkah? Padahal di saat yang sama aku belum lulus kuliah, punya tanggungan adik, harus balas budi, dan juga belum punya pegangan.

Aaauhhhh... pusingnya.. Tapi tak apa. Bukankah hidup tak indah bila tak ada masalah? Bukankah semua menjalani hari dengan cara masing-masing?

Semoga aku menjalani hariku dengan cara yang terbaik. Cara yang penuh barokah. Cara yang diridloi-Nya. Amien... Ya Robbal Alamien...

read more

Wednesday, May 14, 2008

Malam 3.33

Wednesday, May 14, 2008 | 0 comments
Yayu...
Di sini, di kantor mim ini, jam 3.33 tepat tanggal 2 bulan 5 tahun 08, willy menulis ini semua.

Semuanya willy rasakan begitu sulit. Namun wily yakin sesuatu yang sulit bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikerjakan. Willy yakin akan mampu melaluinya. Toh walau terkadang willy juga bingung dan pusing memikirkannya.
Willy nggak tahu, apakah yayu sudah tahu atau belum wily cuti kuliah. Padahal ini bukan kehendak yang menyenangkan buatku. Aku harus bersedih karenanya. Namun sebagai kakak yang punya adik satu-satunya—walaupun iin juga sudah aku anggap sebagai adik sendiri—aku harus menyekolahkan adikku, Zuhriyatul Jannah.

Yayu…
Iyah sudah sejak lulus SD punya keinginan untuk mondok. Namun ia anak yang baik, ia tahan semuanya setelah kepergian ayah. Aku sedih jadinya. Awalnya aku ingin ia tetap mondok setelah selesai SD walau aku nggak yakin dengan biayanya, tapi ibu memintanya untuk menemaninya dulu di rumah sepeninggal ayah. Ibu bilang, nanti saja mondoknya kalau sudah lulus SMP.

Dan sekarang, ia akan lulus SMP dan aku sudah siap memperjuangkannya mondok, walau aku korbankan kuliahku, ibu masih meng”ganduli”nya. Ibu masih keberatan ditinggal sendirian di rumah. Ntar ibu nggak ada temannya di rumah,begitu ibu berkata.
Aku nggak paham alur pikiran ibu yang demikian. Seakan ia berpikir untuk dirinya sendiri di rumah. Seakan ia nggak memikirkan masa depan anak-anaknya.
Willy berpikiran dengan sekolah atau setidaknya merantau, kita akan punya bekal untuk hidup di masa depan. Bukankah dengan “keluar dari desa” akan membuat kita kaya akan pengalaman, akan lebih dewasa, akan mengetahui banyak hal yang tidak pernah kita bayangkan, akan mendapatkan apa yang kita tinggalkan di desa. Aku ingat pepatah Imam syafi’i “safir tajid ‘iwadlon amman tufariquhu”.

Aku nggak ngerti pikiran ibu yang menahan Iyah untuk tidak mondok atau sekolah. Padahal willy sudah bilang biarlah willy yang akan membiayainya melanjutkan sekolah. ibu nggak usah cemas. (padahal dalam hati aku berkata, aku bisa nggak yach mencari uang untuk membiayai kuliahku dan biaya mondok iyah).

Aku meyakinkan ibu untuk tidak usah memikirkan biaya iyah kalau Iyah aku bawa ke Malang. Tapi ibu keberatan. Karena, katanya Malang terlalau jauh, nanti ibu nggak bisa nengok.
Karenanya aku beri alternative lain, yaitu mondok dan sekolahnya di AL-MU’MINIEN LOHBENER saja. Tempat aku ngajar dulu. Willy sudah menghubungi Kyai, dan alhamdulillah respon beliau sangat menggembirakan, karena beliau akan membantu meringankan beban willy.
Tapi kenapa sekarang ibu berubah pikiran lagi? Kemarin saat willy telpon, ibu bilang kayaknya ibu nggak sanggup ditinggal Iyah. Ya, walaupun iyah tidak banyak membantu ibu di rumah tapi, ibu di rumah nggak ada temannya. Siapa yang nanti disuruh ke warung beli cabe? Siapa yang nanti disuruh ke Cipedang beli caos? Siapa yang nanti menaiki motornya? Siapa yang nanti nyuci piring kalau ibu cape? Begitu ibu mengeluhkan.

Apakah semua itu tidak ibu pikirkan sambil membandingkannya dengan masa depan Iyah? Masa depan seorang remaja di zaman yang seperi ini? Masa depan yang hanya bisa tercerahkan dengan sekolah.

Aduh…. Willy jadi pusing dan bingung dibuatnya Yu…

Terus, apakah willy harus pulang, menemani ibu di rumah? Dengan meninggalkan kuliah willy di Malang? Dengan meninggalkan pondok ini yang memberi willy uang 600 ribu lebih tiap bulannya yang bisa buat biaya kuliah willy dan sekolah Iyah? kembali ke rumah dengan nggat tahu akan bekerja apa di sana? Dapat uang dari mana? Bukankah willy nggak punya tenaga yang cukup kalau kerja di sawah? Bukankah di rumah willy nggak bisa ngajar kalau nggak bergelar sarjana?

Atau…

Apa willy lebih baik menentang ibu, dengan mengabaikan keadaan dan permintaan ibu?
Willy bawa iyah ke Malang tanpa memperdulikan perasaan ibu? Bukankah di Malang, Iyah bisa sekolah gratis? Bukankah keluarga Kyai di Malang bisa memberi dispensasi biaya mondok?
Atau dengan tetap memondokkan Iyah di Lohbener saja?
Atau membiarkan Iyah di rumah? Nggak sekolah. bergaul dengan anak-anak yang seperti itu? Membiarkan tiap pemuda datang ke rumah, main tiap malam?
Atau mencarikan Iyah kerja? Tapi dengan ijazah SMP, kerja apa? Jadi babu? Jadi TKW?
TIDAK… aku tidak rela dan ikhlas seandainya Iyah nggak sampai melanjutkan sekolah apalagi jadi babu atau TKW! Lebih baik, aku saja yang tidak kuliah. Lebih baik aku yang bekerja!

Pernah wily mencoba memahami ibu dengan memposisikan diri ini di posisi beliau. Seorang ibu yang ditinggal suaminya. Gelar janda yang didapatnya. Omongan tetangga yang didengarnya. Belum yang memanas-manasinya supaya iyah kerja di Taiwan atau Hongkong. Belum ditinggal anak-anaknya. Anak yang pertama ke luar negeri. Kerja. Anak ke dua ke Malang. Ngajar dan kuliah. Dan sekarang anak ke tiga mau pergi lagi. Mau melanjutkan sekolah. Anak pertama keluarganya berantakan. Sakit hati terus kalau memikirkannya. Anak kedua merantau terus. Nggak pulang-pulang sejak lulus SD. Kalaupun pulang cuma hanya sebentar. Paling lama 1 minggu. Anak ketiga, walau pun malas, tidak banyak membantu pekerjaan ibu di rumah, kini berniat meninggalkan rumah, mondok.
Willy kira, ibu tidak akan terbawa emosi yang feminimnya seandainya beliau berwawasan luas. Berpikiran maju. Beriman kuat. Dan berjiwa lillahi ta’ala.
Subhanallah… maafin willy, Bu… maafkan anakmu yang lancang berpikiran demikian. Maafkan anakmu ini yang nggak tahu harus berbuat gimana?

Ya Allah…
Berilah kami petunjukMu… Mudahkanlah kami dalam menjalani masalah-masalah ini. Mudahkanlah kami dalam menjalani cobaan-cobaan ini? Rahmatillah kami dalam mencari ridloMu ya Allah…
Kami memohon kehadiratMu ya Allah untuk memudahkan segala urusan-urusan ini demi menggapai ridloMu ya Allah…

read more

Saturday, May 10, 2008

UAN: antara ijazah dan ilmu

Saturday, May 10, 2008 | 0 comments


Ijazah…

Belajar itu wajib. Tak bisa kita sangkal lagi. Namun pernahkah kita pikirkan, kenapa kita nggak mau mengulang pelajaran yang dapat nilai buruk? Atau lebih jelasnya, kita nggak mau mengulang di kelas yang sama di tahun yang berbeda hanya karena kita belum mengusai materi yang kita pelajari itu?

Banyak yang protes dan demo saat tidak lulus UAN. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh kepala sekolah atau guru yang tidak meluluskan muridnya. Padahal murid tersebut memang benar-benar tidak pantas untuk lulus karena jangankan bisa menjawab semua, seperempat dari 50 soal saja tidak ada yang benar. Intinya murid tersebut memang belum menguasai materi yang diajarkan. Manakah yang pantas : meluluskan murid tersebut atau diberinya kesempatan untuk belajar lagi supaya saat ujian tahun depan ia bisa menguasai materinya?

Namun bila kita telaah, kenapa mereka yang tidak lulus UAN berdemo, secara naluri kita memang memakluminya. Bayangkan betapa sait dan kecewanya hati, setelah 3 tahun belajar mati-matian—bukan mati beneran lho ya—namun itu terbuang sia-siang hanya karena tidak bisa menjawab 3 atau 4 lembar soal. Adilkah itu? Padahal selama 3 tahun kurang lebih, sudah masuk kelas dan membayar uang spp. Belum lagi uang jajan dan transport bagi yang sekolahnya jauh dari rumah. Lalu apakah perjuangan selama 3 tahun itu hilang terhapus sia-sia hanya dengan 3 hari.

Bukankah ijazah itu juga penting buat kehidupan kita. Tanpa kita mengenyampingkan ilmu yang juga sangat penting. Tanpa ijazah, seorang guru tak kan pernah diakui jadi guru. Begitu pula, seorang murid tak kan diakui menjadi murid kalau tidak ada ijazah. Bukankah ini penting. Terlebih lagi, akhir-akhir ini sertifikasi digaungkan jauh lebih membahana yang secara otomatis mendobrak betapa pentingnya satu lembar bukti kelulusan itu. Secara formula kita bisa merumuskannya sebagai berikut : ilmu itu isi dan labelnya adalah ijazah.

Mengenai adakah sekolah para nabi itu? Dan adakah ijazahnya? Kita bisa mencoba mencari jawabnya dari sejarah para nabi. Bukankah sejarah itu guru terbaik yang diciptakan Tuhan.

Nabi Muhammad, di masa kecilnya beliau menggembala kambing orang-orang kaya quraisy. Begitu pula nabi musa, sebelum diangkat menjadi nabi, beliau menggembala kambing nabi ya’kub yang jumlahnya ratusan dalam jangak 8 tahun lebih sebagai mahar pernikahan dengan putri beliau. Nabi Ismail dan ayahandanya, Nabi Ibrahim juga tak terlepas dari kambing-kambing yang beliau berdua pelihara. Kenapa demikian? Kenapa para nabi menggembala kambing? Hal ini sebagai latihan untuk memimpin umatnya. Di sanalah para nabi di sekolahlan. Di sanalah para nabi mendapat ilmu—selain juga dari wahyu—bagaimana memimpin dan menjada umatnya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput banyak srigala dan hyena yang bisa sewaktu-waktu menerkam gembalanya? Di sinilah latihan menjaga umatnya dari bahaya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput juga membingungkan bagi orang yang belum berpengalaman? Dari sinilah para nabi diajari bagaimana mengarahkan gemabalanya ke arah yang benar. Baik saat berangkat maupun saat pulang. Adapun mengenai ijazahnya, adalah pengakuan dan wahyu yang beliau-beliau terima dari Allah itulah yang bisa dikatakan ijazah.

Bukankah ijazah diberikan setelah sang murid berhasil mengkhatamkan dan menguasai pelajarannya? Dan bukankah wahyu diturunkan setelah para nabi berhasil menyerap berbagai macam ilmu dari menggembala?
Itulah sekolah para nabi. Sekolah alam. Sekolah murni untuk mendapatkan ilmu yang murni pula.

Kalau memang kita mengejar ilmunya bukan ijazahnya, kenapa kita tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sungguh-sungguh? Kenapa kita belajar saat ujian saja? Itupun ujian sekolah umum (SD/SMP/SMA) saja yang ada ijazahnya? Bahkan kita menganggap remeh ujian MIM. Bandingkan dengan ujian SD/SMP/SMA yang disertai dengan shalat hajat, wiridan dan meminta doa kepada setiap element ma’had. Kenapa? Apakah karena MIM itu—yang di dalamnya terdiri dari berbagau macam ilmu agama—nggak penting? Bukankah Allah bilang “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”?

Lalu bagaimana dengan niat Anda mencari ilmu? Apakah sebenarnya yang dicari? Ilmu atau ijazah? Atau mencari ilmu karena ijazah? Bukan mencari ilmu karna Allah (lillahi ta’ala). Kalau begitu sungguh Anda akan menjadi orang yang merugi. Bukankah tanpa diniati dapat ijazahpun kalau kita bener-bener belajar karena ilmunya nanti kita juga akan mendapatkan ijazahnya? So, what are you looking for now?

read more

Tuesday, April 29, 2008

maafin yach...(untuk nurhayati)

Tuesday, April 29, 2008 | 0 comments
Maaf….
Satu kata yang ingin aku ucapkan dalam menulis tulisan ini yaitu “maaf”. Maafkan aku karena telah marah kepadamu. Aku sudah marah-marah kepadamu, orang yang tidak tahu akan bagaimana keadaan kartuku. Aku telah marah-marah padamu tanpa aku berpikir bagaimana sebenarnya terjadi.
Baru setelah aku muhasabah diri (cie… muhasabah rek… gayanya..) aku ngerti sebenarnya aku nggak berhak marah-marah. Karena semua itu sebenarnya Dede lakukan demi kebaikan. Shodaqoh. Dan memang mau memberi hadiah kepadaku. Hadiah yang tanpa kuminta. Dan hadiah yang seharusnya aku nggak berhak mendapatkannya. Bukankah yang ulang tahun itu kamu? Kan seharusnya aku yang ngasih hadiah? Bukannya aku yang diberi hadiah. Ini merupakan pukulan telak bagiku. Sudah nggak ngasih hadiah, eh malah marah-marah. Malu aku dibuatmu…
So, please… maafin aku yach…
Kamu yang nggak tahu XLku di isi XTra, dengan niat baik, mengisi pulsaku sebagai hadiah ulang tahunmu. Dan aku, yang tanpa tahu sebelumnya, tiba-tiba melihat ada sms masuk ke dalam Inboxku. Dan sati miscall tertera dalam layar ponsel. Siapa nih yang miscall? Pikirku saat pulang dari musholla.
Pertama yang aku lihat adalah daftar miscall. “Dedeh?” dalam hati aku bertanya. Maksudnya ada apa miscall aku. Karenanya aku miscall balik. Aktif. Aku buka inboxku. “haaaah” aku lemes dibuatnya setelah aku membaca isinya. “nomor Anda telah terisi pulsa sebesar Rp.5.000…“.
“Ada apa Pak?” Khoirul, a’dloku bertanya melihat pengasuh kamarnya lemes. Mengeluh.
“Pulsaku ada yang ngisiin.” Gerutuku.
“Lho kan enak, Pak?”
“Enak apanya” jawabku sekenanya sambil marah
“Bonus Xtra-ku hilang. Padahal masih 4 hari lagi” Lanjutku.
“…?” Khoirul melongo. Ia nggak paham omonganku.
4 hari X 50 sms X Rp. 299,- = Rp. 59.800,-
Aah… lumayan deh buat orang miskin seperti aku. Aku langsung dongkol bukan main kehilangan bonus itu. Mana aku harus kirim sms tiap saat lagi. Kalau aku kirim sms dengan menggunakan program biasa, dengan pulsaku yang cuma tinggal 6,450 maka aku cuma dapat 6450:299 = 21 sms. Ah… rese banget nih. Siapa sih yang ngisi pulsaku…
Pikiranku melayang. Mengira-ngira siapa yang telah mengisi pulsaku. Aku marah banget dibuatnya. Dasar!! Sok kaya ngisiin pulsa orang…!
Edaaan…
Aku dongkol setengah mati dibuatnya.
Aku keluar kamar dengan menahan marah. Sambil berjalan menuju dapur pikiranku melayang-layang. Menebak-nebak siapa kiranya yang telah ngisiin pulsaku. Sekilas tersebersit dalam benakku. Hah… siapa tahu dia. Dia yang telah me-miscall aku. Ya! Dia! Awas yach…
Aku makan dengan menahan dongkol sebesar gunung di leherku. Pak Mahis dan Pak Diqun kena getahnya. Padahal mereka berdua tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi padaku. Hanya karena mau bertanya tentang tugas yang ia berikan padaku, Pak Mahis kena marahku. (Maafin aku ya Pak… Pak Diqun juga, Please…)Pak Diqun yang mau pamit sebentar keluar beli rokok. Juga kena sasaran marahku.
Aku telpon berulang-ulang. Namun tak ada jawaban. Ah aku sms saja. Aku pun ketik sms dengan lengkap. Tanpa ada singkatan atau gabungan kata. Aku benar-benar marah saat itu karenanya aku juga menuliskannya dengan huruf besar semua. Ntah Dedeh tahu atau nggak makna menulis sms dengan huruf besar. Yang pasti aku benar-benar marah.
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BAROKATUH. TERIMA KASIH SUDAH MENGISI PULSAKU. WASSALAMU’ALAIKUM WARHMATULLAHI WA BAROKATUH.
Dedeh pun membalas.
Wa’alaikum slm wr,wb. Psti antum mrh krn aq dah isi plsa antm. Ya anggp sj dr org yg tdk antm knl.
Aku balas
MEMANG BENAR. NAMUN BOLEHKAN AKU JUJUR, DENGAN KAMU ISI PULSAKU RP. 5.000,- AKU KEHILANGAN BONUS XTRAKU SEBESAR RP. 60.000,-. TERIMA KASIH BANGET.
Aku yakin, Dedeh kaget dengan smsku. Karenanya dia membalas:
Bnr tah zhunk? Maafin aku yah. Pliss. Aku ganti yah…
Akupun balas dengan ketus. Dan tak pernah aku sms lagi setelahnya. Apalagi mencoba untuk menghubunginya.
TIDAK USAH. TERIMA KASIH BANGET PULSANYA.
Jreeeng…



Lama aku merenung. Berfikir. Dan menyendiri menetralkan emosiku. Aku teringat tahun kemarin. Aku juga pernah mengalami hal sama seperti ini. Yang mengisi wali santri. Ibunya Dani. Menanyakan padaku apakah pulsanya sudah masuk? Aku kaget setengah mati. Hah… ternyata belia yang mengisi pulsaku. Aku sudah marah-marah. Namun tentunya bukan pada sasaran yang tepat untuk aku marahin. Eh ternyata, beliu. Beliau hanya ingin berbuat baik. Ingin shodaqoh. Aku malu dalam hati. Orang berbuat baik kok disalahkan. Orang berbuat baik kok susah yach… pantas saja yach banyak yang berbuat jahat. Kan lebih mudah. Lebih asyik bahkan.

read more

cerpen

0 comments
EMANG GUE PIKIRIN…

Hari ini, hari pertama Ajai dan semua santri Almoen menikmati liburan di rumah. Ajai pun berniat mengamalkan nasehat romo kyai untuk tidak menghabiskan waktunya untuk balas dendam karena kurang tidur di pondok. Ia bahkan sudah bangun sejak jam 4 pagi. Ayah dan ibunya bangga melihat anak bujangnya berbeda kelakuannya setelah mondok. Sebelum mondok, orang tua Ajai sering mengeluhkan kelakuan anak semata wayangnya ini. Tidur saat malam telah larut dan bangun saat matahari sudah nongol. Jangankan buat mandi, buku catatan pun asal bawa kalau hari sekolah. Bila hari libur, ia tak kan pernah bangun sebelum adzan dhuhur berkumandang. Pasalnya malamnya begadang hingga subuh menjelang. Praktis shubuhpun ia jamak dengan dhuhur. Namun untungnya ia tetap menjalankan kewajiban orang Islam, Shalat lima waktu. walau masih bolong-bolong. he he he

Namun itu dulu. Dulu saat Ajai belum mondok. Sekarang ia sudah lain. Dulu biskuit sekarang roti. Dulu nylekit sekarang santri. Seperti tampak hari ini, ia sudah bangun setengah jam sebelum shubuh. Mandi adalah hal pertama yang ia lakukan, setelah baca doa bangun tidur tentunya. Kemudian pakaian kokonya ia kenakan dengan penuh semangat. Dan berjingkrak-jingkrak penuh semangat ia menuju masjid yang tak berapa jauh di utara rumahnya. Shalat tahiyyatul masjid 2 rokaat dan tahajud 2 rokaat ia lakukan kemudian. tak berapa lama ia pun menghidupkan speaker, tarhiem 5 menit. Adzan ia kumandangkan. Tak sia-sia ia kursus adzan sama pak Fathoni, Ustadz Ajai di pondok. Ini terbukti banyak warga desa Sumberkotes yang bergegas ke masjid dan iqomah ia lantunkan dengan begitu syahdunya. Ajaipun shalat berjamaah dengan H. Salim sebagi imamnya.

Ayah dan ibunya kaget bukan kepalang dibuatnya. "alhamdulillah...Engkau telah kabulkan doa kami Ya Allah..." bisik ibunya dalam hati saat melihat Ajai bangun pagi dan shalat shubuh. Bahkan bukan cuma itu, Ajai kini sudah pinter adzan dan berani melakukannya di masjid. Ayahnya pun menyetujui perkataan istrinya dengan mengatakan "Bu, anak kita dah berubah ya Bu. padahal baru satu tahun kita pondokkan di Almoen." Bu Aminah, ibu Ajai tersenyum bahagia sebagai respon ucapan suaminya.

Pulang dari masjid, Ajai langsung mengganti sarungnya dengan celana jeans kesayangannya. Dan baju kokonya pun ia ganti dengan kaos biru yang dibelinya saat sambangan terakhir. Ia mengeluarkan Hp-nya dan mengetik cepat serta mengirimkannya ke seseorang di seberang sana.

Dul, dh bgn? bntr lg gw k rmh U. qt jln2 k mlg.bls gpl.

Selesai ia kirim sms itu, Ajai mengeluarkan MX yang baru di beli orang tuanya dua bulan lalu. Ia pun kini tenggelam dalam keasyikan mengelus-elus MXnya dengan kain softfoam yang telah diolesi sampo. Siulan bersenandung pop terdengar dari mulutnya. Burung yang bertengger di pohon samping rumahnya merasa tersaingi. Ia pun terbang melayang. Jauh.

Ketahuannya Kangen Band terdengar dari hp 6600nya. Ada sms masuk. Gundul rupanya membalas smsnya.

Ok, gw tngg d rmh. but gw da krj@n. so, jam 9 z.

###

"Jai, memang kamu dah punya sim?" Tanya Gundul begitu Ajai sudah sampai di rumahnya.
"Ah... gampang itu"
"Tapi kalau ntar ada polisi gimana?"
"Ya kalau ada polisi ya biarin. Masa mau kita usik?"
"Bukan gitu. kamsud saya, jika nanti di jalan kita kena operasi gimana? Soalnya sekarangkan tanggal tua"
"Mang kalau tanggal tua kenapa?" Ajai balik tanya.
"Kalau tanggal tua kan polisi makin buas bin ganas. Suka nyari mangsa. Coz sakunya sudah pada kosong."
"Emangnya kita ini binatang apa? kok mangsa. Aah... udahlah. Serahkan urusan begituan ke aku" tantang Ajai sambil mengibaskan tanganya di depan muka.
Selesai perdebatan kecil itu, Ajai menstater Jupiter MX silvernya yang tadi pagi ia semir habis. suara motornya menderu-deru saat Ajai memutar gas dan menginjak giginya. Memainkan suaranya.
"Siap?" tanyanya.
"Oke.." Si Gundul menjawab sambil memegang pundak Ajai setelah duduk di belakang Ajai.

Brrrrrr... MX pun melaju dengan kecepatan tak normal. Begitulah Ajai kalau mengendarai sepeda motor. Apalagi saat ini ia lagi kangen naik motor. Cos sudah lama tidak mengendarai motor sejak mondok di Almoen, karena di Almoen dilarang naik sepeda motor. Hal ini, kata pengurus dikarenakan pernah ada salah dua santri Almoen yang naik sepeda motor dan kecelakan nabrak pohon saat di belokan kedok Turen. Bahkan, masih kata salah satu pengurus pondok, pernah ada santri yang saat sambangan minjam sepeda motor temannya dan menabrak orang di Pasar Turen dan ia pun berurusan dengan polisi. Ya, begitulah aturan pondok, satu yang melakukan maka semua kena dampaknya.
"Hus... hati-hati coy" teriak Gundul saat motor digeber mendadak oleh Ajai. Gundul hampir saja jatuh kebelakang. secepat kilat tangannya berpegangan pinggang Ajai di depannya.
"Hei... Ngapain kamu pegang-pegang pinggangku Dul?" Ajai kaget pinggangnya jadi sasaran tangan Gundul. "Kalau Indah sih nggak apa-apa megang pundakku. Ini kamu... Ih, Jijai.." Seru Ajai
"Uh... pengennya..." Monyong Gundul membalas cibiran Ajai di depannya.
"Hei Jai, hati-hati di depan ada polisi lho. Biasanya..." sambung Gundul memperingatkan saat mereka mau melewati pohon beringin selatan Gadang.
"Santai, bos..." Balas Ajai, enteng.

15 meter di depan mereka pak polisi menghentikan beberapa pengendara sepeda motor. Tampak dua sejoli berbicara dengan polisi yang ada dekat dengan mobil patroli. Kena tilang. Bapak separuh baya di depan Ajai, menghentikan Vespanya dekat polisi bernama Suyatno. Ajai membaca nama polisi tersebut yang tertera di atas saku sebelah kanannya. Ajai memelankan motornya, siap berhenti. Namun anehnya ia dan pengendara di belakangnya tidak disuruh berhenti oleh polisi tersebut. Tapi diberi aba-aba untuk meneruskan perjalanannya.
Brrrmmm... seketika Ajai memacu motornya mengikuti aba-aba polisi tersebut yang juga diikuti oleh pengendara Yamaha Mio si belakangnya.
"Jai... kok nggak diberhentiin ya kita?" Tanya Gundul heran.
"Nggak tahu." Jawab Ajai. "Tapi kan asyik toh nggak kena tilang?" Ajai melemparkan pertanyaan retoris pada Gundul.
"Mungkin karena motorku baru kali Dul" Sambung Ajai yang dibalas senyuma Gundul.
"Mungkin. Tapi kan biasanya tanggal tua kayak gini polisi tuh cara tambahan income." Gundul nggak berhenti bertanya.
"Sepupuku kemarin katanya juga kena 50.000 padahal cuma nggak ada tutup lubang anginnya saja." sambung Gundul.
"Ah... itu mah polisinya saja yang kebangeten." timpal Ajai.
"Iya tuh... polisinya perlu diberi tindakan tegas. Kayak di Surabaya gitu."
"Emang di Surabaya gimana?" tanya Ajai.
"Dari mana kamu tahu Dul" Tanya Ajai.
"Koran, bo. Koran..." Tandas Gundul bangga. "Makanya baca koran dong..."
"Baca sih baca. Tapi...
"Yang dibaca olah raganya doang....?
"Bukan...
"Apa...?
"Iklan...!!!"
"Ha.... ha... ha....

Mereka tertawa dijalanan. Bberapa pengendara motor dan mobil menengok ke arah mereka. Bahkan penjual koran pun kalah menarik dibanding mereka. Tak terasa Ajai dan Gundul sudah sampai di dekat perempatan Klojen.

"Hei Jai. Pelan." Bisik Gundul.
"Kenapa? Takut?"
"Bukan gitu. Tuh lihat sudah lampu kuning." Gundul menunjuk ke arah lampu lalu lintas yang berada kurang lebih sepuluh meter di depan mereka.

Brrrmmmm... Bukannya menuruti omongan Gundul, Ajai bahkan menambah kecepatan. Secara otomatis motor yang mereka kendarai melesat maju meninggalkan mobil dan motor lainnya yang berhenti dibelakang mereka.

"Woooouuw... Edan kamu Jai" Jerit Gundul sambil memukul pelan punggung Ajai.
"Gimana..? Asyik kan..?" yang dijeritin malah meledek dengan ucapannya.
"Oh iya,Jai. Kamu ngajak aku ke Malang, tepatnya mau ngapain?" tanya Gundul tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.
"Nggak ngapa-ngapain. Kita jalan-jalan saja. Ke matos." Ujar Ajai ringan.
"Wualah... Jai Ajai... aku kira mo kencan" sela Gundul kecewa.
"Eh iya, kebetulan aku mau ke Gramedia. Mau beli buku Surat-Surat Cinta" Tukas Gundul kemudian.

Tiba-tiba, lima menit kemudian, motor mereka di hampiri oleh sepeda motor besar dan di atasnya sesosok polisi melambaikan tangan ke arah mereka berdua. Mengisyaratkan agar menepi.
"Jai, polisi" Gumam Gundul ditelinga Ajai. Gemetar.
"Iya. Aku tahu" Ajai menyahut.
"Ada apa Pak?" Ajai bertanya mendahului polisi itu bicara.
"Apa saudara tahu, kenapa saya menyuruh anda untuk berhent?" Tanya polisi itu kemudian.
"Lho... Bapak ini gimana sih Pak? Bukankah tadi saya bertanya kepada bapak? Itu tandanya saya nggak tahu kenapa Bapak menyuruh saya untuk berhenti" Jawab Ajai.
"Maaf, Tadi saudara melanggar rambu-rambu lalu lintas" Polisi itu berbicara tegas.
"Maaf, Pak. Rambu-rambu yang mana? Saya tidak merasa melanggar rambu-rambu yang ada...
"Mohon, diperlihatkan surat-surat kendaraan Anda, Mas?" polisi itu meminta tanpa mengindahkan perkataan Ajai.
"Maaf banget pak, bukannya saya nggak mau menunjukan surat-surat itu, tapi tolong Bapak jelaskan dulu kenapa? Dan rambu-rambu apa yang saya langgar" Ajai menjawab dengan nada tinggi tertahan. Gundul yang duduk di jok belakang turun. khawatir melihat keadaan yang ada.
"Sudah tunjukkan saja surat-suratnya!!" Polisi itu membentak Ajai.
Ajai melihat muka polisi itu. Sekilas membaca nama yang tertera di atas sakunya. Priyanto.
"Pak polisi yang saya hormati, dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya dan tanpa ada niatan sedikitpun untuk membantah perintah bapak, tolong beri tahu saya, apa salah saya sehingga bapak memberhentikan saya dan sekarang meminta surat-surat saya?" Ajai berkata tegas dengan disopan-sopankan.
"Baik, Saudara telah melanggar lampu merah!" katanya setengah membentak.
Ajai terpana. Gundul ingat sesuatu.
"Segera perlihatkan STNK dan SIM saudara!!" Lanjut polisi itu melanjutkan tanpa melihat keterkejutan Gundul.
"Pak, Saya tidak melanggarnya!" Sergah Ajai cepat.
"Saya melaju cepat sebelum lampu itu menyala merah" sambungnya.
"Sudah, Jangan banyak omong, cepat perlihatkan surat-suratnya."
"Bapak jangan asal menuduh saya melanggarnya, Pak. Saya tahu persis karena saya yang mengendarai motor. Sebelum lampu itu menyala merah, saya sudah melaju melewatinya, Pak" Tangkis Ajai tidak mau menyerahkan surat-suratnya.
"Sudah, ayo sekarang mas berdua ikut saya saja ke pos sana! Kalau tidak mau menyerahkan surat-suratnya"
"Saya bukan tidak mau, Pak. Tapi, saya memang tidak melanggarnya. Lalu kenapa saya harus menyerahkannya?"
"ATAS NAMA HUKUM, cepat serahkan surat-suratnya. Anda telah menyita waktu saya" Kata Polisi itu marah.
"Bapak juga telah menyita waktu saya. Seharusnya kami sudah sampai di tujuan. Tapi karena bapak menghentikan kami, jadinya kami terlambat sampai di tempat" sanggah Ajai kepada polisi itu.
"Kalau memang bapak mau lihat, Nih, saya perlihatkan..." sambung Ajai sambil mengambil STNK dan SIM dari dompetnya lalu melambaikan keduanya di muka polis tersebut.
Selesai adegan tersebut, Ajai menstater motornya dan menyuruh Gundul naik. Lalu....

Brrrmmm.... brrrmmm..... wussssh.....

Ajai memacu motornya melaju cepat meninggalkan polisi yang terbengong-bengong atas kelakuan kedua anak tersebut.

read more

Monday, April 7, 2008

Monday, April 7, 2008 | 0 comments

read more

Yu, kenapa willy pulang?

0 comments
Yu, waktu willy pulang kemarin, willy diminta ema untuk pulang. sebenarnya ema meminta willy untuk berhenti kuliah dan ngajar di malang. pulang. kerja atau nikah. untuk nemenin ema di rumah. katanya ema nggak enak di rumah nggak ada yang diikuti.

aduh willy serba salah yu...

pengennya willy sih kliah sampe selesei baru pulang tapi...

aduh... nah untuk "ngadem-ngadem" ema makanya willy kemarin pulang. karena pulang inilah willy harus cuti kuliahnya selama 1 semester (6 bulan) karena waktu pulang willy belum sempat daftar ulang. jadi... yach... terpaksa banget willy pilih itu coz selain itu juga willy berfikir dengan cuti kuliah willy bisa ngumpulin uang untuk ngebiayain Iyah mondok.

Rencananya mondok di al-mu'minien Lohbener Indramayu. tempat willy ngabdi dulu.

kalau asep, sebelum willy balik ke malang, willy bujuk dia. nah dia agak tertarik bahkan banyak tanya-tanya tentang bagaimana di pondok itu? dan apa saja yang harus disiapkannya? bahkan dia minta ngelihat dulu pondoknya (ke malang). tapi berhubung jauh, nggak ada uang, dan nggak ada waktu jadi willy bilang, "udah yakin aza pasti asep bisa. kan masih ada kang willy di malang?"

"tapi ntar kakang boyong dulu sebelum asep lulus?"

"nggak..." jawabku.

asep pun tersenyum dan "ok deh.."


moga aza niat nya nggal berubah. moga azzamnya kuat untuk mondok sehingga nggak ke makan omongan orang-orang yang ingin menggagalkan dia mondok.


oh iya nih ada foto-foto keluarga lho...



nih iyah--adik kita tersayang--mau sekul di hari sabtu....


nih iin yang terlihat cantik kalau make busana muslimah. bener kan yu..?

iin terlihat kurus banget yu. yah mungkin karena kurang jajan. dan makannya iin pun sulit. dia makan nggak teratur. makan kalau mau aza. padahal ema sudah berulang kali nyuruh iin makan. tapi ngomongnya. "engko bae..." "emong..."

ema kelihatan lebih tua yah Yu... yach mungkin karena kebanyakan mikirin beban hidup. belum lagi dengan keadaan keluarga yang seperti ini. tapi Willy bangga lho Yu, ma ema, dia selalu memikirkan dan mengutamakan anak-anaknya. yayu, willy, iyah, dan lebih lagi iin. sebagai cucu yang paling manis. ema selalu ingat pesan almarhum bapak. "Jaga iin".

Ema dan Iyah di depan rumah. saat foto ini diambil asep baru saja selesai mandi. tuh kelihatan di belakang. penampakan. he he he...

tapi kenapa yach.. asep tuh jarang ke rumah kalau nggak ada willy. kata ema.

"ya... mungkin karena enakan di Bapa sono ma" willy jawab gitchu

asep nich. foto di depan tivi, tuh lagi lihatin tv terus. aseeeep....


read more

kambing etawa

kambing etawa
kambing gemuk makan fermentasi gedebok

silahkan coba...!!!

Blog Archive

Hidup tak akan memberimu apa-apa kecuali kau memaknai hidup dengan caramu...
 

Express

Seorang kawan yang mendampingi kita pada saat kesulitan lebih baik dari pada seribu
kawan yang mendampingi kita pada saat kebahagiaan.


Berkata benar dapat sangat menyulitkan bahkan beresiko ditolak. Tetapi itulah satu-
satunya pilihan jika kita membangun hubungan yang baik.

Anak lebih membutuhkan bimbingan dan simpati dari pada instruksi.

The Good Father

The Good Father

MoTivE

Bila saat ini kita belum berhasil dan sukses bisa jadi karena kita belum bekerja keras, berfikir cerdas dan beramal dengan benar.


Saat menunda amal sholeh berarti kita sedang menunda kesuksesan dan kebahagian.


Seseorang mulia bukan karena apa yang dimilikinya tapi karena pengorbanannya untuk
memberikan manfaat bagi orang lain.