Thursday, June 26, 2008

BELAJAR, nasibmu kini...

Thursday, June 26, 2008 | 0 comments
Ijazah…

Belajar itu wajib. Tak bisa kita sangkal lagi. Namun pernahkah kita pikirkan, kenapa kita nggak mau mengulang pelajaran yang dapat nilai buruk? Atau lebih jelasnya, kita nggak mau mengulang di kelas yang sama di tahun yang berbeda hanya karena kita belum mengusai materi yang kita pelajari itu?

Banyak yang protes dan demo saat tidak lulus UAN. Bahkan ada yang mengancam akan membunuh kepala sekolah atau guru yang tidak meluluskan muridnya. Padahal murid tersebut memang benar-benar tidak pantas untuk lulus karena jangankan bisa menjawab semua, seperempat dari 50 soal saja tidak ada yang benar. Intinya murid tersebut memang belum menguasai materi yang diajarkan. Manakah yang pantas : meluluskan murid tersebut atau diberinya kesempatan untuk belajar lagi supaya saat ujian tahun depan ia bisa menguasai materinya?

Namun bila kita telaah, kenapa mereka yang tidak lulus UAN berdemo, secara naluri kita memang memakluminya. Bayangkan betapa sait dan kecewanya hati, setelah 3 tahun belajar mati-matian—bukan mati beneran lho ya—namun itu terbuang sia-siang hanya karena tidak bisa menjawab 3 atau 4 lembar soal. Adilkah itu? Padahal selama 3 tahun kurang lebih, sudah masuk kelas dan membayar uang spp. Belum lagi uang jajan dan transport bagi yang sekolahnya jauh dari rumah. Lalu apakah perjuangan selama 3 tahun itu hilang terhapus sia-sia hanya dengan 3 hari.

Bukankah ijazah itu juga penting buat kehidupan kita. Tanpa kita mengenyampingkan ilmu yang juga sangat penting. Tanpa ijazah, seorang guru tak kan pernah diakui jadi guru. Begitu pula, seorang murid tak kan diakui menjadi murid kalau tidak ada ijazah. Bukankah ini penting. Terlebih lagi, akhir-akhir ini sertifikasi digaungkan jauh lebih membahana yang secara otomatis mendobrak betapa pentingnya satu lembar bukti kelulusan itu. Secara formula kita bisa merumuskannya sebagai berikut : ilmu itu isi dan labelnya adalah ijazah.

Mengenai adakah sekolah para nabi itu? Dan adakah ijazahnya? Kita bisa mencoba mencari jawabnya dari sejarah para nabi. Bukankah sejarah itu guru terbaik yang diciptakan Tuhan.

Nabi Muhammad, di masa kecilnya beliau menggembala kambing orang-orang kaya quraisy. Begitu pula nabi musa, sebelum diangkat menjadi nabi, beliau menggembala kambing nabi ya’kub yang jumlahnya ratusan dalam jangak 8 tahun lebih sebagai mahar pernikahan dengan putri beliau. Nabi Ismail dan ayahandanya, Nabi Ibrahim juga tak terlepas dari kambing-kambing yang beliau berdua pelihara. Kenapa demikian? Kenapa para nabi menggembala kambing? Hal ini sebagai latihan untuk memimpin umatnya. Di sanalah para nabi di sekolahlan. Di sanalah para nabi mendapat ilmu—selain juga dari wahyu—bagaimana memimpin dan menjada umatnya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput banyak srigala dan hyena yang bisa sewaktu-waktu menerkam gembalanya? Di sinilah latihan menjaga umatnya dari bahaya. Bukankah di padang pasir dan padang rumput juga membingungkan bagi orang yang belum berpengalaman? Dari sinilah para nabi diajari bagaimana mengarahkan gemabalanya ke arah yang benar. Baik saat berangkat maupun saat pulang. Adapun mengenai ijazahnya, adalah pengakuan dan wahyu yang beliau-beliau terima dari Allah itulah yang bisa dikatakan ijazah.

Bukankah ijazah diberikan setelah sang murid berhasil mengkhatamkan dan menguasai pelajarannya? Dan bukankah wahyu diturunkan setelah para nabi berhasil menyerap berbagai macam ilmu dari menggembala?
Itulah sekolah para nabi. Sekolah alam. Sekolah murni untuk mendapatkan ilmu yang murni pula.

Kalau memang kita mengejar ilmunya bukan ijazahnya, kenapa kita tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sungguh-sungguh? Kenapa kita belajar saat ujian saja? Itupun ujian sekolah umum (SD/SMP/SMA) saja yang ada ijazahnya? Bahkan kita menganggap remeh ujian MIM. Bandingkan dengan ujian SD/SMP/SMA yang disertai dengan shalat hajat, wiridan dan meminta doa kepada setiap element ma’had. Kenapa? Apakah karena MIM itu—yang di dalamnya terdiri dari berbagau macam ilmu agama—nggak penting? Bukankah Allah bilang “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”?

Lalu bagaimana dengan niat Anda mencari ilmu? Apakah sebenarnya yang dicari? Ilmu atau ijazah? Atau mencari ilmu karena ijazah? Bukan mencari ilmu karna Allah (lillahi ta’ala). Kalau begitu sungguh Anda akan menjadi orang yang merugi. Bukankah tanpa diniati dapat ijazahpun kalau kita bener-bener belajar karena ilmunya nanti kita juga akan mendapatkan ijazahnya? So, what are you looking for now?

read more

Thursday, June 12, 2008

HP.... a keyword

Thursday, June 12, 2008 | 0 comments
PASSWORD
Nokia :
*#06# : mengetahui no imei hp
*#0000# : no seri software
*#746025625# : menampilkan jika hp mendukung penghentian jam SIM.
*#92702689# : info tanggal perbaikan, tanggal perbaikan, dsb.
*3370# : mempertajam sinyal.
#3370# : menormalkan kembali sinyal.
*4370# : mengkondisikan sinyal setengah dari yang normal.
#4370# : meniadakan sinyal.
xx# : menampilkan posisi sementara keberadaan hp.
*#2820# : Informasi tentang bluetooth.
*#7220# : mengaktifkan GPRS.
*#3925538# : menghapus menu wallet di seri 6310, 6310i.
*#67705646# : menghapus operator logo biasanya di Nokia seri 3310 & 3330.
*#pw+xxxxxxxxxx+x# : untuk mengetahui status SIM lock.
*#7370# : software reset atau bisa disebut dengan hard reset.

Motorola
*#06# : mengetahui no imei
*#300# OK : untuk mengetahui daftar software dan hardware.
*#301# OK : memfungsikan keypad secara penuh.
*#303# OK : setting untuk menghilangkan bahasa inggris.
*304# OK : mematikan engineering mode.
#304*19980722# : mengaktifkan engineering mode.
*#305# OK : mengetahui lokasi hp.
*#331# OK : merubah kode hp atau tidak mengaktifkan kode hp.
*#402# OK : mengatur contrast.
*#403# OK : data informasi perusahaan atau vendor hp.
*#0000# OK : setting menyimpan file, restore seting hp untuk mengganti bahasa.
1234 OK : default kode hp.

Sony Ericsson
*#06# : mengetahui no imei.
<**< -> : mengunci menu.
>*<<*< -> : service menu.

Yang perlu diingat:
Menggagalkan fungsi sms : sms center (?)
Menonaktifkan panggilan keluar : dirubah jalur.
Mengunci MMC : memory card → set password → memory → isi/rubah password

read more

kambing etawa

kambing etawa
kambing gemuk makan fermentasi gedebok

silahkan coba...!!!

Blog Archive

Hidup tak akan memberimu apa-apa kecuali kau memaknai hidup dengan caramu...
 

Express

Seorang kawan yang mendampingi kita pada saat kesulitan lebih baik dari pada seribu
kawan yang mendampingi kita pada saat kebahagiaan.


Berkata benar dapat sangat menyulitkan bahkan beresiko ditolak. Tetapi itulah satu-
satunya pilihan jika kita membangun hubungan yang baik.

Anak lebih membutuhkan bimbingan dan simpati dari pada instruksi.

The Good Father

The Good Father

MoTivE

Bila saat ini kita belum berhasil dan sukses bisa jadi karena kita belum bekerja keras, berfikir cerdas dan beramal dengan benar.


Saat menunda amal sholeh berarti kita sedang menunda kesuksesan dan kebahagian.


Seseorang mulia bukan karena apa yang dimilikinya tapi karena pengorbanannya untuk
memberikan manfaat bagi orang lain.